Semesta di Antara Dua Kehilangan

Alicia Siti Amanah
Chapter #1

Hari-hari Aksara

Dirinya lagi-lagi terbangun dari tidurnya setelah mendengar suara langkah kaki keluar dari kamar sebelahnya. Setelah beberapa menit dirinya untuk menyadari apa yang terjadi, ia lekas bangun dari tempat tidurnya, berjalan menelusuri lorong gelap ditengah malam hingga mencapai pintu ruangan itu. Pelan-pelan ia ketuk pintu itu.

Tok! Tok! Tok!

Karena tidak kunjung mendapat jawaban, lantas dirinya itu membuka pintu tanpa seizin sang pemilik kamar. Ia tahu perbuatannya tidak sopan untuk dilakukan, namun setelah mendengar langkah kaki beberapa kali dalam kurun waktu beberapa jam ini membuat ia sedikit khawatir dan penasaran.

"Bu, Sasta masuk ya?", ucapnya selagi melangkah masuk ke dalam kamar.

Anak laki-laki berperawakan tinggi itu melangkah pelan ke dalamnya, masih dengan rambut keriting acak-acakannya yang belum sempat ia rapihkan karena baru saja bangun dari tidurnya. Dia mengenalkan diri pada ibunya sebagai Sasta, namun sebenarnya ia bernama lengkap "Aksara Semesesta". Nama yang diberikan oleh orang yang melahirkannya, Aksara berarti huruf-huruf yang abadi lalu Semesta merujuk pada sesuatu yang kuat. Ibunya selalu berharap Sasta menjadi anak yang selalu kuat disegala kondisi sesulit apapun yang dia jalani.

Namun ketika ia sampai ditengah ruangan, ia tidak dapat melihat keberadaan ibunya. Dia melihat obat-obat yang harus ibunya konsumsi malam ini masih belum disentuh sama sekali. Matanya menelisik ke sekeliling ruangan, yang ia bisa liat hanya perabotan kamarnya. Ibunya tidak disana. Deg! Batinnya berbisik Dimana ibu? Ini sudah tengah malam dan ibunya harus beristirahat dan tidur dengan tenang. Ia masih mengingat nasihat dari dokter untuk ibunya yang harus banyak beristirahat dan tidak bekerja terlalu berat.

Gorden yang menutupi jendela bergoyang, sasta dapat merasakan angin malam masuk melalui jendela. Ia berjalan kesana untuk menutup jendela yang tersambung dengan balkon. Balkon? Ya Balkon. Benar dugaannya, ibunya berada disana menatap gelapnya langit malam, berdiri dengan badannya yang bertumpu pada pagar balkon.

Lihat selengkapnya