SEMESTA MASIH MERESTUI

Nurhidayati
Chapter #16

Bab 15_ Ikhlas itu susah yah Alinda

Jujur saja sejak aksi saling mengungkapkan perasaan. Aku menjadi canggung dengan Alinda namun karena kami juga sibuk dengan sesi bimbingan skripsi dengan dosen masing-masing membuatku hanya bisa menyesali dan merasa semuanya salah. Kalian tahu sendiri aku tak bisa mengatakan yang sejujurnya kalau aku ingin mencobanya dan aku ingin bersamanya. 

Banyak hal yang ingin ku lakukan bersamanya, aku ingin mengatakan kepada kalian bahwa tantangan yang kami hadapi sangat besar dan terserah kalian jika menganggapku sebagai pengecut atau apapun tetapi aku sudah melihat banyak luka dalam hatinya dan aku tak ingin menambah luka baru dengan memberikan harapan padanya. Kalian bilang aku bisa berkorban? Bukan apa-apa keyakinan bukan suatu hal yang bisa kalian anggap mudah untuk dikorbankan bukan? Jadi aku rasa aku harus menegaskannya disini. Aku akan berhenti. Menghentikan semua pemikiranku setidaknya.

“Kak Erik?”

Baru saja aku berniat untuk berhenti kini aku bertemu dengan orang yang sempat membuatku merasakan cinta belakangan ini meski sekarang aku tak merasakannya lagi. Lebih tepatnya menghikhlaskan.

“Hai Vi.”

Kalian pikir ini Alinda? HAHAHAHA. Kalian salah besar karena sudah kubilang aku dan Alinda hampir tidak bertemu setelah sesi jalan bersamanya dan sudah terhitung hampir dua bulan kami tidak bertemu. Mungkin bukan kami saja tapi hampir semua orang sibuk dengan kegiatannya masing-masing jadi jika bukan karena janji kami hanya akan bertemu kalau kebetulan saja. Apa? Kalian pasti penasaran siapa orang yang menyapaku. Kenalkan dia adalah Vita—mantanku yang ku pikir akan bersamaku selamanya namun akhirnya meminta putus denganku dengan alasan perbedaan kami yang kalian pun tahu apa. Lalu aku mulai berpikir bahwa sebenarnya perbedaan kami bukan perbedaan yang signifikan tetapi kami tak bisa memaksakan itu. Sama seperti yang kurasakan dengan Alinda sekarang. Aku menyayanginya namun aku tak bisa bersamanya. Baiklah, aku tak bisa membahas Alinda ketika ada Vita yang mulai membuka pembicaraan. 

“Kak Erik apa kabar? Baru kelihatan lagi?”

“Emang bimbingan hampir dua minggu sekali itu juga jarang. Kamu sibuk apa sekarang?”

“Yah karena Kak Erik udah ngerjain skripsi otomatis aku juga udah mulai masuk ngajuin proposal. Masih di judul aja.”

Lihat selengkapnya