SEMESTA RASA

Nerisyah putri cahyani
Chapter #3

Rindu tak bersuara

bencinya aku dengan rindu, tidak sedikitpun berkurang saat sudah bersua, tapi malah justru menumpuk untuk kerinduan selanjutnya...

"kesini mau apa?" tanya nara ke agaa,sambil melanjutkan kegiatan menulisnya lagi.

agaa pun mengalihkan perhatian nya dari menyruput kopi, lalu menatap wajah nara dari sofa yang didudukinya.

sambil menghela nafas panjang agaa bicara " cuma pengen aja, sekalian mau refresing dari penatnya kehidupan gue di jakarta". agaa menjawab tapi ada sedikit bumbu kebohongan disana.

agaa hanya terlalu gengsi sebenernya, dia tidak akan mengucapkan kalimat atau apapun selagi masih dia bisa pendam sendiri, tapi kalo agaa sudah menyampaikan kalimat berbau cinta, ya sudah artinya dia tidak bisa memendamnya lagi.

"yakin cuma itu ?" tanya nara sekali lagi, ya dia hanya ingin memastikan saja kalo agaa ada niat dan tujuan yang masuk akal dan bukan karna alibi bucin.

agaa tertawa, entah lah sifat nya memang sulit untuk ditebak ,begitu pun nara. jadi seharusnya mereka memang tidak boleh berduaan dan harus nya ada kesya disitu supaya mereka tidak kikuk.

"dih gaa kok ketawa sii, emang ada yang aneh ,dari aku perasaan gaada" ujar nara sambil memperhatikan penampilan dirinya sendiri.

"ngga ra, ngga lucu aja kamu lagian ngapain sih nanya in aku kesini mau apa? ya jelas mau ketemu kamu. lah aku kamu kan jadinya hahaha ketularan lo nih gue " gurau agaa sambil kembali menyruput kopi capucino nya.

"bilang aja kangen susah banget sih kamu gaa " ceplos nara yang sedang menutup laptop nya, lalu mengambil satu potong martabak manis dan memakannya.

"hemm malem ini cerah banget ya langitnya ra, bulan yang membulat sempurna ya walaupun bintang nya gakeliatan" ujar agaa yang sebenarnya ingin mengalihkan pembicaraan nya itu.

"eh gaa walau bagaimanapun bintang tetep masih ada dilangit kali gakemana mana , dia cuma ketutup awan aja tapi sebenernya juga selalu disekitar bulan kok." jawab nara dengan teori sotau nya itu .

mereka kini tengah duduk dibalkon kamar nara, sambil bercerita tentang apa saja well mereka selalu nyambung ada aja yang bisa dijadikan objek cerita dan malam ini bulan dan bintang juga masuk ke ceritanya nya.

"lo tau ga ra maksut dari perkataan lo barusan ?" tanya agaa ke nara dengan pandangan lurus kedepan.

nara mengahadap agaa"hehee engga" jawab nara sok polos, sambil menggaruk rambut belakangnya yang nggak gatal sama sekali."dasar bocah , emang kadang otak lo itu nggak bisa sinkron sama perkataan lo sendiri yaa , heran gue lo punya cita cita jadi novelis " heran agaa

"aku ngga terima ya kamu bilang gitu gaa ,ya suka suka aku dong mau jadi apa impian impian aku ya kalo sekarang masih tahap belajar juga kali gaa tapi suatu saat nanti aku pastiin kamu bakalan bangga punya aku, nanti nih nama aku dimana mana dan dikenal sebagai nara novelis nara penulis dan..."

Lihat selengkapnya