°°°°
"assalamualaikum" nara membuka pintu rumah dan disambut oleh mira yang sedang duduk santai di ruang tv.
"Waalaikumsalam, nara tumben pulangnya cepet banget nak, ini masih jam sekolah kan?" tanya mira penuh selidik.
dengan raut wajah murung jelas terlihat diwajah cantik nara,
"nara bolos mah" ucap nara lalu meninggalkan mira dan masuk kedalam kamar nya.
"naraa hei nakk.... ada apa ya sama anakku ya tuhan.." gumam mira dengan perasaan bingung karena sikap nara yang tiba tiba berubah.
***
entah mau sampai kapan lagi harus kututupi perasaan ini sebenarnya
akankah berbalas ataukah malah justru aku yang terjebak didalam kisahku sendiri?
menjadi sebuah perasaan yang hanya terlihat seperti fatamorgana dan tak pernah berujung
akan kah si upik abu ini pantas dan layak untuk bersanding bersamanya?
atau kah memang semua ini hanya pengandaian dalam diriku yang terlalu tinggi saja ?
akankah cerita upik abu ku berakhir seperti yang dikisahkan didongeng?
dimana keajaiban dari ibu peri yang akhirnya mempertemukan si upik abu dengan cinta sejatinya?
ya dan baiklah akan ku tunggu saja ibu peri datang...
musthail memang tapi percayalah
nara memang suka menulis puisi tapi kalau hatinya sedang merasa sedih saja, ya seperti sekarang ini, pikiran dan tangannya menuntun pena untuk menuliskan puisi tersebut, isi dan makna puisi yang malah sangat jauh dengan apa yang nara rasakan sekarang."aaaarrrgghhh kesyaaaaaa gue gasukaa disiniii, agaaaa gue kangen loooo ya tuhan...."gerutu nara sambil mengacak acak kacau rambut nya itu, lalu merebahkan tubuhnya ke kasur empuk nya.