Diminta untuk sampai tidak mengecewakan sesorang yang sudah mencintai nya dengan tulus, itu sangat sanggup untuk dilakukan, tapi tidak untuk nara, karena rasa kecewa itu akan segera ia beri ke agaa. Jahat, tega dan tak berperasaan, mungkin kata kata itu yang pantas dilayangkan untuk nara, dalam hatinya benar benar tidak ada nama agaa dan perasaan cinta yang tulus itu pun nihil, kalau pun nara boleh memilih dia lebih baik menghilang saja dari semesta, karena semesta tidak bisa mengindahkan tapi terlalu menyakitkan untuk nara, kalaupun boleh untuk diminta tumbuhkan lah rasa cinta yang tulus ini untuk agaa, tapi semua ini sudah atas kehendak semesta dan dari sanubari terdalam nara.
masih ditaman belakang rumah , masih pukul 8 malam dan masih bersama kesya.
"sya agaa udah pulang belum ya?", tanya nara celingukan
"gatau nih ra, aduh gue lupa, gue kan mau streaming film drakor yaa ampun,,keasyikan cerita sama lo nih, gue kedalem dulu yaa" kesya lalu berdiri dan masuk ke dalam rumah.
"eeeh eh sya tunggu,, suruh aga kesini yaa ditunggu aku cepett, gak pake lama!" nara berpesan ke kesya yg akan masuk ke dlm rumah.
"iyaa". balas kesya sambil berjalan.
***
Dalam benak, nara sangat bingung dan gelisah, entah keputusan menjelaskan perasaannya ini tepat atau tidak, tapi yang jelas memang ini lah saat nya, nara tidak mau membebani perasaannya sendiri dan semakin berlarut larut.
Toh, keputusan nya ini mendukung untuk agaa jadi mengambil beasiswa keluar negri itu.ini pun juga demi masa depan agaa , semoga malam ini tidak ada air mata dan kekecewaan , dan semoga agaa bisa menerima dan mengikhlaskannya.
"nara,,, yuk masuk kita ngobrol didalem aja, udah malem, angin malam ngga baik buat kesehatanmu". agaa mengajak nara tapi hanya dibalas dengan gelengan saja oleh nara.
"hemmh yaudah,oh iya nih aku bawain novel baru buat kamu,,," agaa memberikan novel yang dibawanya dari jakarta.
"tumben manggil nya aku kamu" balas nara menyinggung cara agaa berbicara.