Dear Tyo. Ini surat ke-8 yang ku kirim padamu. Terdengar konyol mungkin, kenapa aku harus repot-repot menulis banyak surat padamu disaat bisa mengirim pesan teks lewat daring. Alasanku sederhana, aku hanya ingin menempatkan diriku di posisi manusia pra-modern, Jauh dari hiruk pikuk modernitas dan mencoba terlepas dari ikatan waktu masa kini untuk mencoba bercengkrama dengan budaya dan keunikan masa lalu.
Sekarang pasti sudah memasuki musim semi di Zurich, pasti menyenangkan iya kan?. Saat musim semi, Negara Swiss benar-benar indah. Di kota Zurich, warna putih mendominasi. Salju bertebaran di jalan-jalan dan menyelimuti rumah serta padang rumput. Dari jarak yang dekat kita bisa melihat pegunungan Alpen yang di beberapa bagian diselimuti salju. Landskap akan berubah menjadi hijau saat melintasi area pedesaan Swiss, desa Iseltwald contohnya. Tempat dimana aku pertama kali bertemu denganmu. Gunung digantikan dengan padang rumput yang rapi dan bersih, rumah-rumah petani di atas bukit, serta pepohonan pinus yang bersalju di puncaknya. Jujur saja, aku sangat merindukan Swiss, banyak pintalan cerita terjadi di negara indah itu. Cerita bagaimana aku bertemu denganmu?, mengenalmu, hingga dimana cara pandangku dalam melihat realita mulai berbeda. Semua terjadi secara mengejutkan.