Banu uring-uringan. Lagi-lagi mendengar berita Arutala pergi, ke luar kota bahkan kali ini tanpa memberitahunya. Rahasia apa yang sedang dimiliki cewek itu. Biasanya Banu akan selalu menjadi orang pertama yang tahu. Tapi belakangan dia seperti dipaksa menjauh dari cewek itu. Dan yang paling membingungkan kenapa juga dia harus uring-uringan. Dulu Banu pernah tidak bertemu Arutala selama 3 bulan karena harus berkelana keliling Indonesia demi job membuat konten pariwisata yang sedang digadang-gadang Pemerintah kala itu. Namun hatinya tidak nelangsa seperti saat ini. Rasanya yang menjauh darinya bukan hanya fisik cewek itu namun hatinya. Tunggu dulu. Sejak kapan urusan hati dibawa-bawa dalam persahabatan mereka. Banu mengacak rambutnya yang tidak gatal.
“Tal, kamu ke mana? Kok gak bilang aku kalau ke luar kota?”
“Banuuuu, soriii. Bukan gamau bilang. Ini gue mendadak banget. Minggu udah balik kok”
“Iya ke mana Tal?”
“Ntar gue cerita yah. Oke oke? Pasti cerita gue.”
“Hmmm”
“Di sini agak susah sinyal Nu. Ntar deh pas balik gue kontak lo ya.”
“Ya udah. Hati-hati ya Tala. Jangan nakal.”
Arutala tergelak di dalam mobil. Memiliki Banu di sisinya benar-benar menyenangkan sekaligus menenangkan. Jika Banu itu seusia Amanya, dia gak akan ragu untuk menjodohkan mereka berdua. Cocok banget.