SEMI

Asoka Biru
Chapter #1

Prolog

Memori tentang sang Ibu adalah sebuah kemewahan yang tidak pernah dimiliki oleh Anantari. Hal paling dekat yang ia punya adalah bayang-bayang yang dia ciptakan di dalam kepalanya, bayang yang selanjutnya ia tuangkan ke dalam gurat-gurat pensil di atas kertas.

Hari ini bayang itu tampak sangat jelas, bukan hanya sebatas imaji kabur, tetapi seperti sesuatu ia alami di hari kemarin. Sang Ibu, dengan keteduhan yang tidak pernah ia tahu, mengulurkan tangan ke arahnya. Senyum yang menghiasi bibirnya, seperti sapuan yang meninggalkan ketenangan. Sejuk yang belum pernah ia ketahui ada.

Dia ingin menyambut uluran tangan itu, menyentuh kulit lembut milik sang Ibu yang tidak pernah dia tahu. Senyumnya yang semakin terkembang seolah berkata bahwa sekarang adalah saatnya. Anantari mengulurkan tangannya, ingin menyentuh kulit lembut yang tidak pernah ia tahu, hangat yang tidak pernah terekam dalam memorinya.

Sebuah gebrak suara keras menariknya ke realita, ke dua orang dengan senjata laras panjang yang berdiri di samping land cruiser yang dia tumpangi, wajah mereka tampak garang, seolah kemanusiaan tidak pernah berada di sana.

Dia mendekap anak kecil yang duduk di pangkuannya semakin erat, mencoba memberikan tenang di tengah cicit yang meronta keluar dari mulut si anak. Seandainya dia bisa berkata bahwa semua akan baik-baik saja.

"It´s ok. It will be ok," dia bersuara walaupun tidak tahu apa yang akan terjadi kedepannya.

Lihat selengkapnya