Jam Wacker miniatur mickey mouse yang berada dilantai berdering nyaring, menyela mimpi indah yang terangkai beberapa jam lalu. Suaranya yang nyaring seolah sengaja membubarkan rangkaian-rangkaian itu, seandainya jam tersebut tahu bahwa mimpi yang ia bubarkan, terdapat sebuah bahagia dengan mendapatkan apa yang selama ini tidak didapatkan di masa sebelum hari ini.
“Jancok iku, tas iso ngimpi enak, ues diganggu!” (jancok itu, baru bisa mimpi indah, sudah diganggu). Umpatku sambil mengucek kedua mata dengan kasar sembari mengusir kantuk sekalipun sangat tidak rela jika mimpi-mimpi itu bubar.
Mimpi itu sedikit berguna untukku, sebab dapat mengerti bagaimana rasanya berangkat ke sekolah dengan menunggangi motor kesayangan, alih-alih terlihat keren dimata setiap yang menatap terlebih dimata perempuan. Dari mimpi itulah aku dapat merasakan perasaan yang dirasakan oleh kawan-kawan sebaya di SMA, tetapi dengan sangat kurang ajarnya jam wecker membubarkan secara paksa mimpi anak muda ini.
Mungkin sedikit kecewa tetapi kemutlakan realitas adalah yang seharusnya dihadapi untuk sekarang, bukan hanya di waktu sekarang melainkan untuk nanti, nanti dan entah berapa tahun lagi kata nanti akan berakhir.
Di balik kata nanti yang memiliki rahasia besar dan tanda tanya bagi setiap orang terlebih untuk diriku sendiri. Apakah nanti, aku tetap menjadi beban orang tua atau sebaliknya nanti aku akan mampu membanggakan dan membahagiakan mereka.
Kata nanti untukku sendiri merupakan beban berat yang bahkan beratnya melebihi berat badanku sendiri. Kala sebuah jpermintaan untuk berkuliah diusahakan dengan sebaik-baiknya oleh orang tua hingga sampai di hari ini, lalu nanti apa balasan yang dapat aku berikan kepada mereka.
Kata nanti di pagi ini tampaknya sangat absurd dan tidak pasti, tetapi yang pasti adalah hari ini, hari pertamaku menjadi seorang mahasiwa.
Aku rasa masih terlalu pagi untuk otak memikirkan hal yang absurd seperti sekarang ini, yang realistis saja seperti pagi ini persediaan rokok sudah habis karena semalam sebatang rokok sudah kusulut dan kusesap guna melerau keributan di kepala, yang isinya berkutat dengan penyesalan hingga rasa kantuk enggan mendekat dan merapat.