Senandung Angin

rudy
Chapter #20

Bab 19 Mentah

 

“Bagus, bagus sekali.” Bob bertepuk tangan dan berjalan masuk ke dalam ruangan nyanyi. Aroma kemenangan tercium demikian pekat. Kepercayaan diri The Caravan melambung setinggi langit. Mereka bersorak sorai dan bersuka ria.

 

“Tapi masih mentah.” Sambungan kata- kata Bob langsung membuat mereka terdiam. “ Hei, santailah. Semua orang pasti mulai dari mentah. Yang pasti, kalian ada potensi. Tadi Pak Ginto sudah bilang, kalian jelas masih butuh dipoles. Masih banyak yang harus kita lakukan sebelum kalian bisa mengudara dan dikenal. Yang pertama- tama, kita akan memilih beberapa lagu baru yang selama ini belum ada yang menyanyikan. Kita akan cocokkan dengan karakter Band kalian. Terutama, kita akan mencocokkan dengan kemampuan vokal Keira. Kalian semua, siap kerja keras nggak?”

 

Tentu saja semuanya mengangguk keras seperti burung pelatuk.

 

“Katakan, dan ajarkan, apa yang harus kami lakukan sekarang.” Aldo berkata dengan penuh semangat.

 

“Pulang istirahat.” Kata Bob.

 

Mereka berempat tercengang.

 

“Hei, sewaktu aku meminta kalian bekerja keras, itu tidak berarti kalian tidak boleh pulang. Ini sudah hampir jam sembilan malam. Sejak awal kalian sudah menyanyikan hampir sepuluh lagu tanpa henti. Dan kalian sama sekali belum makan. Dan satu hal lagi.” Bob memutar kepala dan menatap dengan serius kepada Keira.

 

“Kamu, Keira, harus benar- benar beristirahat. Jaga suaramu. Kamu adalah ujung tombak dari tim ini. Tanpa kamu, tim ini akan kehilangan ciri khas. Mulai sekarang jangan sembarangan berteriak, itu akan membuat pita suaramu bekerja berlebihan. Jangan minum minuman beralkohol. Setiap bangun tidur, berikan sedikit pemanasan kepada pita suara mu dengan menyanyikan lagu- lagu santai yang tak perlu di tarik. Itu akan membantu mempertahankan suara mu. Kamu paham?”

 

Keira meneguk ludah dan mengangguk. Dia tidak mengerti mengapa dia harus merasa gugup ketika ditatap dengan demikian serius oleh Bob. Padahal seluruh petuah dari Bob itu sama sekali tidak sulit ia lakukan. Dia memang bukan karakter yang suka berteriak, apalagi minum alkohol. Mungkin yang perlu dia ingat hanya mulai sekarang dia harus bernyanyi- nyanyi kecil setiap bangun pagi. Yang membuatnya menggigil adalah perasaan sebagai yang paling dipentingkan.

 

“Tenang saja mengenai itu. Aku satu tempat tinggal sama dia. Aku akan pastikan dia melakukan semua itu.” Kata Mei dengan tegas.

 

 

Semua memperhatikan dari ruang aransemen ketika Keira mulai bersenandung mengikuti alunan musik. Lagu baru yang dipilihkan oleh Bob, yang menurut dia akan cocok jika dinyanyikan oleh Keira. Lagu pop.

 

Dan memang cocok. Didukung dengan sound system canggih yang terpasang di seluruh ruangan, vokal Keira semakin jernih dan merdu. Alunan suaranya seperti lambaian angin yang dapat terasa membelai kulit, terkadang membuat merinding.

 

Lihat selengkapnya