Senandung Angin

rudy
Chapter #29

Bab 28 Stay Forever

Bandara masih sama seperti biasanya. Ramai, dan sumpek di bagian kedatangan. Termasuk kedatangan Internasional. Jajaran orang yang seperti tak sabar menunggu berjejal tepat di depan pintu keluar. Tidak masalah kalau yang berdiri di depan bertubuh pendek, tapi masalah besar kalau yang terjadi malah sebaliknya.

 

Keira berusaha berjinjit agar pandangannya dapat melewati orang yang menutupi pandangannya. Percuma saja, memang sudah nasib menjadi yang lebih pendek.

 

“Sini Ra, kita bisa berdiri di sini.” Kata Mei agak keras.

 

Keira segera memberi tanda dengan telunjuk di bibir. Masker wajah, ditambah dengan topi baseball yang dibenamkan olehnya bisa percuma kalau wartawan mendengar panggilan ‘Ra’. Penciuman mereka sangat tajam, Keira sendiri tidak paham bagaimana mungkin mereka masih bisa mengikuti setelah dia dua kali berganti taksi online di dua buah mall yang sangat ramai.

 

Tapi buktinya begitu mereka turun di bandara langsung terlihat tiga orang yang membawa kamera juga turun dari sebuah kendaraan yang jaraknya hanya tiga mobil di belakang mereka.

 

Memanfaatkan tubuh yang pendek, mereka menggunakan pagar manusia untuk menghalangi mereka dari pandangan mata para wartawan.

 

Ini adalah tiga hari sebelum acara grand final yang sudah pasti akan ditayangkan di seluruh tanah air. Dan dia adalah kandidat juara yang paling diunggulkan. Belum pernah terjadi sebelumnya ada peserta yang mencapai final dengan persentase pemilih yang mencapai 80 persen. Dan belum pernah terjadi sebelumnya ada seorang peserta yang diberitakan seolah dia adalah artis tulen, padahal kompetisi masih belum berakhir.

 

Belum pernah terjadi sebelumnya cuplikan video seorang penyanyi amatir bisa menjadi topik trending selama hampir sebulan. Di hampir semua aplikasi maupun stasiun televisi. Ketenaran wajahnya sekarang bisa dibandingkan dengan dora emon. Orang dewasa hingga anak kecilpun tahu.

 

Mei dan Keira berdiri berdesakan dengan puluhan orang yang juga menunggu di depan pintu kedatangan. Padatnya barisan, ditambah lagi dengan masker dan cuaca panas, membuat sesak napas. Peluh mulai menetes. Sesekali Keira menyeka butiran keringat di dahinya dengan ujung lengan baju.

Lihat selengkapnya