Senja disambut dengan hangat oleh keluarga Arka. Ibu Arka, seorang wanita paruh baya yang lembut dan penyayang, langsung memeluk Senja seperti anak sendiri. Ayah Arka, seorang petani yang gagah dan ramah, menyambutnya dengan senyuman lebar. Adik-adik Arka, dua anak kecil yang lucu dan ceria, langsung akrab dengan Senja.
Senja merasa terharu dengan kehangatan keluarga Arka. Ia merasa seperti menemukan keluarga baru yang selama ini ia rindukan. Ia menceritakan tentang kehidupannya di lembah dan pertemuannya dengan Arka di pasar. Keluarga Arka mendengarkan ceritanya dengan penuh perhatian.
Selama tinggal di rumah Arka, Senja banyak belajar tentang kehidupan di desa seberang bukit. Ia membantu ibu Arka di dapur, belajar menenun dari bibi Arka, dan ikut ayah Arka ke sawah. Ia juga menghabiskan waktu bersama Arka menjelajahi desa dan lingkungan sekitarnya.
Arka bercerita tentang impiannya untuk menjadi seorang pengrajin ukir kayu yang terkenal. Ia menunjukkan hasil karyanya kepada Senja, ukiran-ukiran kayu yang indah dan detail. Senja sangat terkesan dengan bakat Arka dan memberikan dukungan penuh untuk impiannya.
Senja merasa bahagia dan nyaman tinggal bersama keluarga Arka. Ia merasa diterima dan dihargai. Namun, di sisi lain, ia juga mulai merindukan gubuknya di lembah dan kehidupan sederhananya. Ia merasa ada dua dunia yang berbeda dalam hatinya.