Suatu hari, saat Senja sedang membantu Arka mengukir kayu di beranda rumah, seorang utusan dari kerajaan yang diceritakan oleh pengembara tua tiba di desa mereka. Utusan itu mencari pemuda-pemudi berbakat dari berbagai desa untuk diundang ke istana dan mengembangkan potensi mereka.
Utusan itu tertarik dengan ukiran kayu Arka yang unik dan indah. Ia menawarkan Arka kesempatan untuk belajar dan bekerja di istana sebagai pengrajin kerajaan. Arka merasa sangat terkejut dan bahagia dengan tawaran tersebut. Ini adalah kesempatan emas untuk mewujudkan impiannya.
Namun, utusan itu juga memperhatikan Senja yang tampak memiliki kecerdasan dan ketenangan yang luar biasa. Ia bertanya tentang latar belakang Senja dan terkesan dengan kemandirian dan semangat belajarnya. Tanpa diduga, utusan itu juga menawarkan Senja kesempatan untuk datang ke istana dan belajar di perpustakaan kerajaan yang terkenal akan koleksi bukunya yang lengkap.
Senja merasa sangat terkejut dan bingung dengan tawaran tersebut. Ia tidak pernah membayangkan akan mendapatkan kesempatan seperti ini. Di satu sisi, ia merasa sangat tertarik untuk melihat dunia istana dan belajar banyak hal baru. Di sisi lain, ia merasa ragu untuk meninggalkan kehidupan yang sudah mulai ia cintai di desa Arka.
Arka dan keluarganya sangat mendukung tawaran tersebut. Mereka mendorong Senja untuk mengambil kesempatan ini dan mengembangkan dirinya. Arka berjanji akan tetap berhubungan dengan Senja dan mereka akan saling mendukung impian masing-masing.
Setelah mempertimbangkan dengan matang, Senja akhirnya menerima tawaran dari utusan kerajaan. Ia merasa ini adalah jalan yang telah ditunjukkan kepadanya untuk mewujudkan kerinduannya akan dunia yang lebih luas dan penuh ilmu pengetahuan.