Senja menghabiskan hari-hari dan malam-malam di perpustakaan, tenggelam dalam lautan buku-buku kuno. Ia mempelajari berbagai mitos, legenda, dan catatan sejarah kerajaan, mencari petunjuk tentang artefak yang hilang. Paman Arya dengan sabar membimbingnya, memberikan saran dan membantunya menafsirkan simbol-simbol misterius.
Setelah berminggu-minggu mencari, Senja menemukan sebuah gulungan tua yang tersembunyi di balik rak buku yang jarang dibuka. Gulungan itu berisi catatan seorang sejarawan kerajaan berabad-abad lalu, yang menceritakan tentang asal-usul artefak tersebut. Artefak itu ternyata bernama "Jantung Cahaya," sebuah kristal yang memancarkan energi positif dan melindungi kerajaan dari malapetaka.
Dalam gulungan itu juga disebutkan tentang sebuah tempat persembunyian rahasia yang dibangun untuk melindungi Jantung Cahaya jika terjadi ancaman. Tempat itu digambarkan sebagai sebuah kuil kuno yang terletak di Pegunungan Kabut, sebuah pegunungan terpencil yang jarang dijamah manusia.
Senja segera memberitahukan penemuannya kepada Paman Arya. Mereka berdua yakin bahwa pencuri artefak pasti juga mengetahui tentang kuil kuno tersebut dan mungkin menyembunyikan Jantung Cahaya di sana.