Senandung Hati

Nur Azilawati
Chapter #3

Bab 3 Bocor

Lisa berada di kamarnya sedang asyik membaca cerita di salah satu aplikasi, yaitu webnovel hingga dia tak sadar jika Juna sudah masuk ke dalam kamarnya.

Juna melihat Lisa yang asyik dengan dunianya pun berdehem pelan.

"Ekhem."

Seketika Lisa langsung berteriak kaget. Dia terkejut karena tiba - tiba Juna berada di kamarnya dan Juna langsung menutup kupingnya karena teriakan Lisa yang cetar membahana.

"Isss, apaan sih lo. Berisik," ujar Juna kesal dengan teriakan Lisa.

"Lo yang apa - apaan. Tiba - tiba di kamar gue kayak jelangkung. Datang tak diundang pulang tak diantar." Lisa pun juga ikutan kesal pada Juna.

Perempuan itu tahu ini memang rumah Juna, tapi tidak mengetuk pintu dulu ketika masuk ke kamar orang lain bukankah itu tidak sopan? Bagaimana kalau dia sedang dalam keadaan sedang ingin memakai baju atau habis mandi gitu?.

"Nggak sopan banget sih," gerutunya pelan.

Walaupun pelan, Juna masih mendengar apa yang dikatakan Lisa.

"Lo nya aja yang asyik sendiri," kata Juna santai sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku training yang dipakainya.

Lisa hanya diam. Bodo amat, dia masih kesal pada Juna.

"Temen - temen gue nanti mau ke sini, jadi lo jangan keluar kamar." Itu bukan pertanyaan tapi pernyataan. Itu bukan permintaan tapi perintah.

Lisa memutar matanya. "Iya, gue bakal di kamar."

Lisa tahu betul siapa teman - teman yang dimaksud Juna, yaitu teman - temannya dari orok. Mungkin dari mereka TK sampai mereka sudah duduk di bangku SMA. Berarti sudah lebih dari 12 tahun. Bisa dibilang mereka ini adalah sahabat Juna.

Memangnya tidak bosan berteman selama itu?

Mungkin tidak tapi mungkin juga iya. Kalau menurut Lisa, persahabatan itu tidak akan ada rasa bosan - bosannya. Apalagi sudah bersahabat lama. Nama mereka adalah Reza, Fadli, dan Angga.

"Katanya kalian sahabat lama, kenapa nggak bilang aja sih kalau gue tinggal di sini?" Lisa menatap Juna datar.

"Banyak tanya kayak dora. Intinya lo diem - diem aja di sini," kata Juna tanpa menjawab pertanyaan Lisa.

Lisa hanya bisa mengehembus napas kesal dan mengiyakan saja perkataan Juna. Dan lagi pun dia tidak mau berlama - lama dengan Juna, apalagi jika dia ada di kamarnya.

Saat Juna akan melangkahkan kakinya keluar dari kamar Lisa, dia merasakan kalau ada yang menahan pergelangan tangan kirinya yang ternyata pelakunya adalah Lisa. Juna menolehkan kepalanya ke arah Lisa dan menatapnya kesal seolah bertanya 'apa lagi?'

"Nanti, gimana kalau gue laper?"

"Makan."

"Tahu gue kalau laper tuh makan. Tapi kalau makanannya ada di bawah gimana?"

"Tahan."

"Apa maksud lo dengan, tahan? Nahan laper gitu?" Lisa mengangkat alisnya menatap kesal Juna.

Dia mendengus pelan dan berkata, "Gue bisa nahan apa pun, kecuali makan. Jadi - " belum Lisa menyelesaikan perkataannya tapi sudah dipotong oleh Juna.

"Nanti gue bawain makanannya ke sini. Lo bisa SMS atau whatsapp gue. Puas?" ujarnya sambil menggeram kesal.

Mendengar ini Lisa memberi jempol kepada Juna pertanda bahwa dia setuju dengan perkataan Juna sambil menganggukan kepalanya.

Tapi Juna masih menatap ke arah Lisa. Lisanya sendiri tentu heran mengapa Juna masih menatap dia dan masih belum beranjak dari kamarnya. Lalu dia bertanya, "Apa?"

Juna hanya diam, tapi matanya melirik ke tangan Lisa yang masih memegang pergelangan tangannya dan Lisa juga mengikuti arah dimana Juna melirik. Ternyata sejak bercakap - cakap singkat tadi Lisa masih memegang tangan Juna dan belum melepaskannya.

Lisa langsung melepas tanggannya dari pergelangan Juna. "Sorry."

Lisa merasa sedikit canggung sekarang, dan matanya berlarian ke sana kemari asal tidak ke arah Juna. Lelaki itu menghela napas keras sebelum keluar dari kamar Lisa.

Sementara Lisa sendiri kembali merebahkan tubuhnya di atas ranjang dan bermain hp, tentunya dia kembali membaca salah satu cerita di webnovel.

Lihat selengkapnya