SENATA

dreamer
Chapter #3

Trois

Because of your smile, makes my life more beautiful”

☾☾☾

“Jevan, oper kesini!” laki-laki berkacamata, yang aku lupa namanya mengangkat tangan menyisyaratkan siap menerima operan bola. 

Ini jam olahraga, aku sedang duduk di tribun sambil istirahat. Tadinya sih ingin langsung ganti baju, tapi Nata memaksa menunggunya dengan menitipkan barang-barangnya padaku. 

Ini pertama kalinya aku melihat pertandingan di sekolah cukup lama, bagiku lebih dari 5 menit berdiam diri disini cukup lama ya. Karena biasanya aku memilih untuk langsung kembali ke kelas atau ke perpustakaan. Atau melihatnya dari rooftop, tidak langsung dekat seperti sekarang. Dan juga pertama kalinya dalam satu setengah bulan melihat seorangJevano Anata bermain basket. Memang hanya pertandingan antar anak kelas, tapi bahkan penontonnya hampir setengah tribun. Padahal kelasku hanya berisi 20 orang dan setengahnya sedang bermain basket di lapangan. 

Murid-murid perempuan sedang berteriak dibagian tribun yang dekat dengan lapangan. Bahkan ada yang membawa kertas berisikan nama lengkap Nata disana. Sepopuler itukah murid baru itu? Sampai mereka seniat itu hanya untuk melihat Nata. aku hanya menggelengkan kepala. 

Tapi, memang kalau dilihat-lihat memang pemandangan yang tidak bisa dilewatkan begitu saja. Aku mengeluarkan buku sketch yang selalu dibawa di tumpukan buku tulis. Mulai mencoret-coret apa yang ditangkap oleh mata. Laki-laki tinggi yang biasanya selalu menunjukkan mata bulan sabitnya yang kini malah terlihat begitu tajam seperti elang mengikuti arah bola dan mengiringnya di ring. Melompat tinggi dengan mudahnya dan mencetak nilai. Untunglah aku duduk lumayan jauh dari kerumunan yang lain. 

Pertandingan selesai, hanya 20 menit. “Sena!” Nata memanggilku dari tengah lapangan sambil melampaikan tangan. Aku dengan jelas dapat melihat matanya bersembunyi lagi dibalik senyum lebarnya. Mau apa sih anak itu astaga, semua jadi memperhatikanku sekarang. Padahal sengaja aku duduk lebih tinggi dan sendirian. Aku benar-benar ingin kabur saja. 

“Ini, gue mau ganti.” Aku memberikan handphone dan bukunya setelah Nata berlari kearahku. Tapi Nata malah mengambil botol minum punyaku dulu. Padahal disebelahnya sudah banyak yang mengulurkan beragam minuman. 

Aku menaruh barang-barangnya di kursi lalu pergi tanpa berbicara apapun. Sedangkan Nata, sudah langsung kerubuni gadis-gadis tentunya. 

“Istirahat Frey?” Ares datang membawa beberapa maps ditangannya, sepertinya laporan osis. 

“iya, harusnya daritadi.” Aku mengambil seragam ganti di loker, sekaligus bekal makan. Dan masih ada kotak susu strawberry lagi didalamnya. Kali ini dengan note lagi, 

Because of your smile, makes my life more beautiful.

Aku tidak tau siapa yang menaruhnya di loker, ini sudah kotak ke-empat sejak pertama kali aku menemukan kotak susu di loker milikku. Tapi, siapapun yang mengirimnya aku harus berterima kasih. Aku tidak tau siapa yang menaruhnya di loker, ini sudah kotak ke-empat sejak pertama kali aku menemukan kotak susu di loker milikku. Tapi, siapapun yang mengirimnya aku harus berterima kasih walaupun sebenarnya orang gak ada kerjaan tiap hari taruh susu kotak ini setiap pagi tanpa sepengatahuanku. 

“Mau ke rooftop? Aku menyusul nanti setelah nyerahin laporan ini.” Laki-laki tinggi dengan mata besarnya yang tertutup kacamata mengangkat mapsnya itu. 

Aku mengangguk meng-iya-kan. “Ini Frey.” Aresmengeluarkan kotak dari kantong jasnya. 

“Ini kan ipod set kamu,Res? Buat apa?” 

“pake aja dulu sampai rooftop, biar jalannya tenang. Nanti gausah misuh-misuh lagi. Aku pergi dulu ya!.” Dan begitulah baiknya Ares. 

☾☾☾

Dan hari ini, untuk pertama kalinya Nata benar-benar mengikuti kemana pun aku pergi. Ya memang sebelumnya setiap hari dia selalu mengekor terus, tapi kali ini bahkan sampai pulang pun dia masih ada di belakangku. 

“Na, ko tadi istirahat saya gak lihat kamu di kelas? Di perpus juga gak ada.” 

“Nanaa, Sena, Jawab saya.” 

“Na, saya lagi ngomong sama kamu, kenapa malah ditinggal?” 

Lihat selengkapnya