SENI PERANG RUMAH TANGGA

IGN Indra
Chapter #13

PERTEMUAN KEBETULAN

Hari Sabtu sore merupakan waktu yang paling bisa diprediksi bagi para ibu di kompleks perumahan kelas menengah. Mereka akan membawa anak-anak mereka ke taman bermain terdekat, oase kecil di tengah hutan beton. Dan berdasarkan hasil risetku, Citra adalah salah satu dari mereka.

Aku memilih pakaianku dengan saksama. Blus linen putih yang simpel namun elegan, celana kulot, dan sepatu datar. Aku ingin terlihat seperti seorang wanita karier yang sedang bersantai, bukan seperti Nyonya Adiwangsa yang mengintimidasi. Aku menyemprotkan sedikit parfum—aroma teh putih yang lembut dan tidak mencolok. Tujuanku adalah untuk membaur, bukan untuk menonjol.

Aku tiba di taman bermain itu sendirian, membawa buku sebagai kamuflase. Aku memilih bangku di bawah pohon rindang, memberiku pemandangan sempurna ke seluruh area bermain. Aku menunggu selama hampir dua puluh menit, berpura-pura membaca, padahal mataku terus mengawasi setiap orang yang datang.

Lalu, aku melihatnya. Citra, mengenakan kaus oblong dan jins, sedang mendorong ayunan untuk putranya, Banyu. Dia tampak berbeda dari Citra yang kukenal di foto-foto acara kantor. Di sini, dia tampak lelah, tapi wajahnya memancarkan kelembutan saat menatap putranya.

Aku tidak langsung bergerak. Aku menunggu momen yang tepat. Kesabaran adalah kunci. Momen itu datang saat Banyu berlari mengejar bola dan bola itu menggelinding ke dekat kakiku.

Banyu berhenti, menatapku dengan ragu. Aku tersenyum ramah, mengambil bola itu, dan mengulurkannya padanya. "Ini, Dik. Bolanya," kataku dengan suara lembut.

Citra bergegas menghampiri. "Aduh, maaf ya, Bu. Jadi merepotkan."

"Tidak apa-apa, kok," jawabku sambil tetap tersenyum. Saat itulah aku melancarkan serangan pertamaku. Aku memandangnya lekat-lekat, memiringkan kepala seolah sedang berusaha keras mengingat sesuatu.

Lihat selengkapnya