"Sama gue aja ya Jes? Please gue mohon. Mau?" ucap Farel dengan menatap Jessica. Dengan terpaksa, Jessica pun menuruti keinginan Farel.
Tiba-tiba Farel berhenti di kedai makan yang ada di pinggir jalan. Jessica pun bingung melihat Farel yang tiba-tiba berhenti.
"Kenapa berhenti?" tanya Jessica dengan ekspresi wajah yang bingung. Farel tersenyum tipis.
"Makan dulu yuk? Gue laper banget," ucap Farel sambil memegangi perutnya. Dengan terpaksa lagi, Jessica pun menuruti keinginan Farel. Saat Jessica sedang makan, Farel menatap Jessica tanpa berkedip sedikit pun. Jessica pun merasa terganggu.
"Kenapa natap gue kayak gitu? Gue terganggu tau," ucap Jessica dingin.
"Haha. Ya habisnya lo cantik sih, gue suka sama wajah lo dan kepribadian lo," ucap Farel yang membuat Jessica tersedak makanannya.
"Emang lo kenal gue berapa lama? Baru sebentar kan? Nggak usah sok tau tentang gue," ucap Jessica yang membuat mata Farel terbuka lebar.
"Gue yakin, suatu saat nanti lo bakal jadi milik gue untuk selamanya," ucap Farel dengan tersenyum manis ke arah Jessica, namun Jessica tidak menggubrisnya dan kembali memakan makanan yang ada di hadapannya.
Jessica sudah sampai di rumahnya dengan selamat. Jessica langsung masuk ke dalam rumah tanpa menghiraukan Farel. Entah mengapa, Jessica sangat kesal dengan sikap Farel yang seperti itu.
Jessica menaruh tas di meja balajarnya. Ia membuka ponselnya karena ada pesan masuk ternyata itu dari Farel, Jessica hanya membaca saja pesan itu dan mematikan ponselnya.
"Aaarrrggghh!" ucap Farel seraya melemparkan ponselnya. Adik Farel pun bingung akan sikap kakaknya itu.
"Lo kenapa sih bang?" tanya Devin dengan menatap Farel aneh.
"Frustasi gue. Masa iya gue ditolak cewek dong?!" ucap Farel dengan memegangi kepalanya. Sontak tawa Devin pun pecah, Devin tertawa lepas karena baru kali ini Farel ditolak oleh seorang wanita.
"Gue ngakak dong. Hebat banget tuh cewek bisa buat lo kayak gini," ucap Devin dengan tertawa terbaik-bahak. Farel semakin frustasi, akhirnya ia memilih untuk keluar dari kamarnya dan menuju rooftop.
Disini, Farel merasa nyaman dan bahagia bisa melihat bintang dan bulan yang ada di langit. Pikiran Farel tertuju kepada satu wanita, yaitu Jessica. Farel juga tidak habis pikir jika Jessica membuatnya dilema seperti ini.