"Hah? Gue nggak nyangka Je. Gila," ucap Friska dengan menatap Jessica dengan tatapan heboh. Safira hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan adiknya itu.
"Selamat ya Je, semoga kalian langgeng. Gue seneng dengernya," ucap Safira dengan tersenyum. Jessica pun tersenyum ke arah Safira.
Bel istirahat berbunyi, Jessica menunggu Farel di depan kelasnya. Dari kejauhan, tampak Marissa dan teman-temanmu berjalan menuju arah Jessica. Jessica hanya membuang nafas besar, karena ia malas meladeni Marissa.
"Eh lo! Adek kelas yang ganjen! Gue denger lo pacaran sama Farel? Berani banget lo ngerebut Farel dari gue!" ucap Marissa dengan intonasi yang menjijikkan.
Jessica hanya memutar bola matanya. "Sorry kak, gue nggak ada waktu buat ngeladenin lo," ucap Jessica langsung pergi. Namun, Marissa mencekal tangan Jessica.
"Berani ya lo sama gue!" ucap Marissa lalu menampar Jessica, namun tampar itu tidak mendarat di pipi Sheyla. Tangan Marissa dicekal oleh Farel.
"Lo gila ya?."
"Aku gini karena aku sayang kamu Rel. Kenapa sih kamu nggak pernah ngerti?" ucap Marissa dengan memegang tangan Farel. Farel pun melepaskan tangan Marissa dengan kasar.
"Udah sana pergi!" usir Farel dengan nada tinggi.
Jessica hanya terdiam dan menatap Marissa yang mulai menjauh. Farel duduk disamping Jessica dengan cemas, Jessica malas menatap Farel. Farel pun bingung apa yang terjadi dengan Jessica.
"Lo kenapa?" tanya Farel dengan ragu.
"Nggak."
"Masalah Marissa? Maafin gue, gue nggak bisa jagain lo. Tapi gue janji, gue bakal jagain lo sebisa gue," ucap Farel dengan menatap Jessica dan tersenyum.
"Emang salah ya kalau gue pacaran sama lo? Sampai semua orang ledekin gue. Emang sih bener kata mereka, gue nggak pantes buat lo Rel."
"Apasih? Lo ngomong apa? Gue cinta dan sayang sama lo. Udah jangan peduliin omongan mereka," ucap Farel dengan memegang tangan Jessica. Jessica hanya diam.
Bel pulang sekolah berbunyi, Jessica merapikan seluruh barang dan memasukkan ke dalam tasnya. Farel sudah menunggu Jessica diluar kelasnya, Jessica pun segera berjalan menghampiri Farel. Jessica masih malas dengan kejadian tadi.
"Udah dong Jes, jangan cemberut gitu. Nanti cantiknya ilang lo," ucap Farel dengan terkekeh. Secara tidak sadar, tercipta senyum tipis dibibir Jessica.
"Udah ayo pulang. Gue gerah," ucap Jessica lalu berjalan menuju parkiran.
Sepanjang perjalanan, Jessica hanya diam dan menatap pemandangan sekitar. Farel bingung mengapa Jessica tidak mengajaknya bicara. Setelah 10 menit perjalanan, mereka sudah sampai di depan rumah Jessica dengan selamat.