"Aaaarrrrgggghhhh! Kenapa semua jadi gini sih?" ucap Farel dengan menendang pot yang ada di depannya.
Jessica mencari angkutan untuk pulang, namun tak kunjung menemukan. Tiba-tiba ada mobil mewah yang berhenti di depannya, ternyata itu adalah Daren. Jessica bingung mengapa Daren memberhentikan mobil tepat di depannya?
"Bareng gue aja, udah sore. Gue khawatir sama lo," ucap Daren dengan menatap Jessica. Mau tidak mau, Jessica pun menuruti kemauan Daren.
Tak disangka, ternyata ada Farel di belakangnya dan mendengar semua percakapan mereka. Tangan Farel mengepal dan ingin menonjok rahang Daren.
"Ini alasan lo mau break sama gue?" ucap Farel yang membuat Jessica menoleh ke belakang. Jessica sangat terkejut karena ada Farel di belakangnya.
"Semua nggak seperti apa yang lo lihat. Daren ini temen kecil gue dan kalau alasan gue break sama lo, gue kira lo juga tau alasan gue," ucap Jessica lalu masuk ke dalam mobil Daren.
Farel hanya terdiam melihat mobil mewah berwarna hitam itu pergi. Ia tidak menyangka jika harus break dengan Jessica karena masalah yang sangat sepele ini.
Sepanjang perjalanan, Jessica hanya diam dan menatap pemandangan sekitar. Daren sedari tadi bingung dengan apa yang ada di pikiran Jessica. Daren ingin bertanya pada Jessica namun ragu.
"Gue boleh tanya sesuatu?"
"Tanya aja," ucap Jessica singkat.
"Lo break sama Farel?" tanya Daren dengan ragu. Refleks Jessica langsung menoleh ke arah Daren dengan menatap tajam. "Sorry, gue nggak bermaksud."
"Iya, emang gue break sama Farel. Kenapa emangnya?" tanya Jessica dengan nada dingin. Daren pun dengan cepat menggelengkan kepalanya.
Jessica merebahkan badan ke kasur king size miliknya. Entah kenapa, terlintas pikiran Jessica tentang Farel. Namun dengan cepat Jessica menggelengkan kepalanya agar ingatan tentang Farel hilang.
Farel sedang menatap bintang-bintang di balkon kamarnya. Sedari tadi Farel merasa tidak tenang, pikirannya selalu tentang Jessica. Devan memasuki kamar Farel dan bingung dengan sikap Farel.
"Lo kenapa?" ucap Devan membuyarkan lamunan Farel.
"Nggak."
"Dibawah ada Kak Aurel tuh, temuin cepetan," ucap Devan dengan menatap Farel.
"Bilang aja gue udah tidur.".
"Lah? Lo kenapa sih? Heran gue," ucap Devan dengan menatap Farel tajam. Farel tidak menghiraukan ucapan adiknya itu, lalu ia merebahkan badannya ke kasur.
"Untung gue sabar punya abang kayak lo."
***