Hari ini adalah hari yang sangat dibenci oleh perempuan ini, hari dimana ia harus kehilangan kebahagian untuk selama-lamanya. Orang tuanya meninggal karena kecelakaan pesawat. Dia adalah Jessica Elvina Xaquila atau yang biasa dipanggil Jeje.
"Sudah dong Je, jangan nangis terus. Nanti papa sama mama juga ikut sedih lo," ucap Kinara, bibi Jessica. Namun Jessica masih tetap diam dan menatap kuburan kedua orang tuanya.
"Maafin Jeje ma,pa. Jeje belum bisa bahagiakan kalian, Jeje ngerasa berdosa banget karena sering ngebantah omongan kalian. Jeje nyesel pa,ma. Papa sama mama bangun lagi dong, Jeje mau memperbaiki semuanya," ucap Jessica dengan menangis dan lirih.
"Je, mending kita pulang dulu. Besok kesini lagi, tante sama om takut kamu sakit nak. Tante sama om janji, kita akan asuh kamu sampai kamu dewasa dan menikah nanti," ucap Kirana dengan tersenyum ke arah Jessica. Secara refleks Jessica memeluk tantenya itu.
Jessica masih meratapi kepergian orang tuanya, ia tidak menyangka harus secepat ini. Besok adalah hari dimana Jessica lulus dari SMP, dan Jessica wisuda tanpa kedua orang tuanya. Ini adalah mimpi buruk bagi Jessica karena sekarang ia adalah seorang yatim piatu. Jessica tidak bisa membayangkan bagaimana kehidupannya nanti.
***
Saat ini, Jessica sudah memulai kehidupan yang baru. Ia naik ke tingkat yang lebih tinggi, yaitu Sek Hari olah Menengah Atas atau SMA. Jessica diterima di SMA Tunas Harapan, tempat yang baru bagi Jessica. Disini, Jessica belum mengenal siapapun. Ia berharap siapapun temannya nanti akan baik kepada Jessica.
Jessica memasuki kelas 10 IPS 2, entah mengapa Jessica takut ia tidak akan mendapat teman karena dirinya adalah seorang yatim piatu. Namun hal itu ternyata tidak akan pernah terjadi, karena ada 2 orang perempuan mengajak Jessica berteman.
“Hai kenalin, gue Safira Jovanka Prameswari. Dan ini kembaran gue yang nggak mirip, Friska Hanna Himeka,” ucap 2 perempuan itu dan menjabat tangan Jessica dengan tersenyum. Jessica pun membalas senyuman itu dengan tulus.
“Gue Jessica Elvina Xaquila. Kalian bisa panggil gue Jeje.”
“Oke, gue berharap kita bisa berteman baik bahkan jadi sahabat sekali pun,” ucap Safira dengan tersenyum manis ke arah Jessica.
“Bahasa lo sok puitis tau gak. Geli gue dengernya,” ucap Friska sambil menutup telinganya. Entah mengapa kejadian itu membuat Jessica tersenyum kembali. Senyuman bahagia yang sudah lama hilang dari hidup Jessica.
1 bulan telah berlalu, kini Jessica merasa lebih nyaman berada di sekolah ini karena ia bisa sedikit melupkan tentang kesedihannya. Apalagi ditambah dengan kehadiran dua sahabatnya itu.