“How are you darling?”
“I’m not find daddy..”
“Why?”
“Arkan still doesn’t like me”
“Tenang aja sayang, daddy will help you...”
Percakapan singkat itu membuat hati Clarissa senang kembali. Ayahnya memang bisa diandalkan.
Jika seperti ini, Clarissa sudah bisa tidur dengan tenang. Ia yakin beberapa hari lagi Arkan akan jatuh kepelukannya.
🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥
“Nih, sarapan!” Ucap Vina seraya memberi bekal pada Arkan.
“Kalau lo tiap hari bikinin gue bekal, yang ada gue ngerepotin lo!”
“Nanti kalau udah nikah juga aku bakal masak tiap hari”
Arkan mematung sebentar. Seperti ada yang mengalir di tubuhnya.
Rasa ini..
Rasa yang membuat jantung berdetak lebih cepat.
“Hmm..Arkan, aku duluan ya. Aku ada kelas sebentar lagi”
“Iya. Tapi nanti gue gabisa pulang bareng ya, gue ada urusan”
“Gapapa, yaudah dimakan bekalnya ya Arkan”
Vina pergi menuju kelas dengan terburu-buru. Ia takut, dosennya lebih dahulu datang daripada dirinya.
🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥
Arkan sedang mengendarai mobilnya menuju bandara. Kirana menyuruh Arkan untuk menjemputnya.
Padahal baru kemarin Kirana pergi ke London, tapi Kirana tiba-tiba pulang ke Indonesia dengan alasan mau ngobrol hal penting dengan Arkan.
Sudah disarankan untuk memberitahu Arkan lewat via telefon saja.
Namun Kirana bilang ini sangatlah penting sampai-sampai tidak bisa diberitahu lewat telefon.
Sekarang, Arkan sudah berada di hadapan Kirana. Setelah Arkan sampai dibandara, Kirana menyuruh Arkan untuk menunggunya di cafe bandara.
“Ada apa?”
“Heran mama sama kamu, mama baru pulang bukannya nanya kabar dulu....basa-basi kek dulu”
“To the point aja deh ma!”
Kirana tersenyum senang lalu melanjutkan perkataannya.
“Kamu tau Clarissa kan? She will be your fiancé..”
Arkan terkejut, apa maksudnya Clarissa akan menjadi tunangannya?
“Itu gak akan terjadi!” Arkan menyilangkan kedua tangannya.