SENJA

Luthfia Izza Nafara
Chapter #7

KEUTAMAAN HATI

Arkan dan Vina sedang menuju ke bukit untuk bercerita pada senja. Sekitar satu jam setengah lagi, cahaya senja mulai menampakkan diri.

“Arkan. Minjem tangan bentar”

Tanpa bertanya terlebih dahulu, Arkan langsung saja memberikan tangan kirinya pada Vina.

Vina menggenggam tangan Arkan menggunakan tangan kanannya. Sedangkan tangan kirinya ia gunakan untuk mengelus tangan putih Arkan yang lembut.

“Kenapa di elus tangan gue?” Tanya Arkan.

“Suka aja”

Arkan tertawa pelan. Ah! Gadis satu ini membuatnya gila. Ia benar-benar jatuh ke dalam pesonanya. Bukan hanya wajahnya yang cantik, namun hatinya juga.

“Tangan gue lembut ya?” Tanya Arkan lagi.

“Iya, lembut. Makanya aku suka”

🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥

“Berapa menit lagi sunset-nya?” Tanya Vina pada Arkan.

“Delapan belas menit lagi” Jawab Arkan. Vina mengerucutkan bibirnya, masih lama ternyata cahaya senja keluar.

“Mulai cerita aja deh” Ucap Vina.

“Oke! Gue duluan ya” Vina mengangguk mengiyakan.

“Jadi tuh, gue lagi ada masalah”

“Lo tau kan cewe yang nyamperin gue waktu itu?” Vina mengangguk lagi untuk yang kedua kalinya.

“Dia mau dijodohin sama gue” Vina membulatkan matanya karena terkejut.

“Tapi gue tolak karena gue udah punya orang spesial” Vina lebih terkejut lagi. Apa benar Arkan telah memilki pujaan hati?

Jika benar Arkan telah memiliki pujaan hati, bisa dipastikan hati Vina akan terasa sangat sakit sekali.

“O...o..orang spesial?” Tanya Vina berhati-hati.

“Iya o-rang spe-si-al” Arkan mengejanya agar Vina dapat mendengar lebih jelas.

“O..oh. Kalau gitu sekarang giliran aku yang cerita” Ujar Vina.

“Silahkan” Ucap Arkan.

“Tadi siang, Rio nanya ke aku. Aku udah punya pacar apa belum”

“Tapi aku belum sempat jawab karena kamu nelfon”

“Aku bingung, gimana kalau dia nanya lagi?”

“Emangnya lo udah punya pacar?” Tanya Arkan.

“Belum sih, tapi aku juga punya orang spesial” Ucap Vina. Kali ini, Arkan yang terkejut. 

“Orang spesial?”

“Iya, o-rang spe-si-al” Eja Vina mengikuti gaya Arkan ketika mengeja ‘orang spesial’ tadi.

“Siapa?” Tanya Arkan lagi.

“Aku juga mau tau, orang spesial kamu siapa” Ucap Vina.

“Lo duluan yang bilang”

“Kamu duluan”

“Lo duluan!”

“Kamu!”

“Gini aja deh, gue hitung sampe tiga, kita nyebut orang spesial itu bareng-bareng gimana?” Vina menerima usulan Arkan.

“Satu”

“Dua”

Lihat selengkapnya