“Kamu mau ngajak aku kemana sih?” Tanya Vina.
Ia sedari tadi bertanya pada Arkan kemana mereka akan berkunjung. Namun, Arkan hanya menjawab “tempat seindah dirimu”.
“Kan udah gue bilang, tempat seindah dirimu” Jawab Arkan sambil tertawa.
Vina yang melihat Arkan tertawa merasa kesal, ia seperti merasa dijahili.
“Nama tempatnya tempat seindah dirimu?” Tanya Vina dengan tampang polos.
Arkan tertawa lagi saat melihat tampang polos Vina. Bahkan Arkan bertanya pada dirinya sendiri apakah Vina benar-benar kekasihnya?
Kenapa tiba-tiba kekasihnya terlihat bodoh seperti ini? Padahal, Vina adalah salah satu mahasisiwi yang tergolong cerdas.
“Bukan dong El. Maksud gue tuh, tempatnya itu seindah lo” Ucap Arkan masih dengan tawanya yang menggema di telinga Vina.
“Oh” Arkan melirik Vina sebentar.
“Cuma oh? Gak baper gitu?” Tanya Arkan.
“Engga, biasa aja” Arkan terlihat bingung saat ingin menggombali sang kekasih. Sangat susah sekali untuk menggodanya.
“Terus apa dong yang bisa bikin lo baper?”
Vina memperlihatkan jari manisnya yang putih.
“Kalau jari manisku dipasangin cincin sama kamu” Pipi Arkan bersemu merah.
Bukankah seharusnya Arkan yang menggombali Vina? Tapi kenapa ini malah Vina yang menggombali Arkan?
“Ngode nih ceritanya?” Tanya Arkan.
Vina hanya terdiam karena malu.
“Iyadeh. Gue paham, nanti deh ya gue nikahin lo”
🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥
“Bagus kan tempatnya?”