“Maafin gue ya El”
“Coba aja gue gak ninggalin lo”
“Mungkin lo gak akan jatuh dan lengan lo gak akan berdarah”
Arkan merasa sangat bersalah. Menurutnya, ini semua gara-gara ia meninggalkan Vina. Ia menyalahkan dirinya atas kejadian ini.
“Yaampun Arkan, bukan salah kamu kok”
“Cuma jatuh doang loh”
Memang, ini semua bukanlah atas kesalahan Arkan. Ini semua karena orang jahat yang mendorong Vina.
“Lain kali lo lebih hati-hati lagi ya” Peringat Arkan.
“Iya ganteng”
Arkan tertawa keras mendengar Vina memanggilnya ‘ganteng’. Ia jadi teringat bundanya Vina, Mika, karena selalu memanggil Arkan dengan sebutan ‘ganteng’.
“Ih! Kok kamu ketawa? Ngeselin deh!”
“Iya cantik”
🌥 🌥 🌥 🌥 🌥 🌥 🌥 🌥 🌥 🌥 🌥 🌥 🌥 🌥 🌥 🌥 🌥 🌥 🌥 🌥 🌥 🌥 🌥 🌥 🌥 🌥 🌥
“Arkan, aku takut bunda sama ayah marah” Ucap Vina dengan nada takut. Vina bukan takut dimarahi oleh kedua orangtuanya.
Ia takut, bunda dan ayahnya salah paham dan mengira lengan Vina luka karena Arkan.
“Marah karena lengan lo luka?” Tanya Arkan.
Vina menggelengkan kepalanya.
“Bukan itu, aku takut bunda sama ayah ngiranya kamu yang bikin aku kayak gini”
Ah! Manis sekali perlakuan Vina pada Arkan.
“Emangnya kenapa kalau bunda sama ayah kamu ngiranya aku yang bikin kamu luka?” Tanya Arkan.
“Nanti ga ditestuin loh”
Arkan tertawa, ada-ada saja kelakuan kekasihnya ini.
“Kan emang bener gue yang bikin lo luka”
“Gue harus tanggung jawab dong”
“Gue harus gentleman”
Kini giliran Vina yang tertawa. Benar juga kata Arkan, ayah dan bundanya pasti akan lebih marah jika Arkan tidak tanggung jawab dan tidak gentleman.
Tapi kan....ini bukan kesalahan Arkan.
“Tapi kan, aku luka bukan gara-gara kamu”
“Gara-gara gue tauk!”
“Bukan!”
“Iya!”
“Bukan!”
“Iyadeh, yang paling waras sabar aja”
Apa maksud Arkan, apa dia bilang bahwa Vina tidak waras?