1
Aku baru saja keluar kelas. Saat menatap layar ponsel pintar, sepuluh kali panggilan tak terjawab dari seseorang yang selama ini selalu membuat hatiku berbunga-bunga.
Kutelepon balik Dika, karena kupikir ada hal penting yang ingin dia bicarakan. Padahal, aku telah memberitahu dia sejak awal semester tentang jadwal kuliahku. Aku berprasangka baik saja, mungkin dia lupa dan ada hal mendesak yang tidak bisa menunggu lagi.
“Assalamualaikum, Dika.”
Sapaku dengan ceria.
Tak ada balasan salam, yang ada hanya makian dan protes kenapa aku tidak mengangkat telepon, padahal bisa saja keluar sebentar dari kelas untuk mengangkat teleponnya. Berkali-kali kujelaskan, bahwa sedang ada tes yang tidak bisa kutinggalkan begitu saja.
Kemarahannya tak kunjung mereda, hingga akhirnya terdengar kalimat menyakitkan.
“Mulai hari ini aku membatalkan pertunangan kita.”
Meskipun terasa seperti disambar petir di siang bolong, aku mencoba untuk tidak mengubah intonasi suaraku, dengan lembut aku meminta maaf kalau tidak langsung menerima panggilan teleponnya. Aku pun bertanya baik-baik, meski hati terasa seperti diiris pisau mendengar kata-kata yang keluar dari mulutnya, sungguh tidak enak di dengar.
“Dika, kenapa kamu memutuskan pertunangan kita secara tiba-tiba?”
Aku bertanya padanya meminta penjelasan. Dan di seberang sana aku bisa merasakan suara Dika yang tidak bersahabat dan ketus.
“Aku sudah merasa tidak cocok lagi dengan kamu. Pokoknya kamu tidak usah bawel, aku sudah tidak ada rasa lagi sama kamu,” bentaknya.
Setelah itu, dia memutus sambungan telepon. Seketika aku terkesiap, hampir saja dibuat pingsan oleh makhluk yang tak berperasaan. Aku menepi dan duduk di bangku beratapkan pohon rindang. Sebentar lagi jingga kemerahan akan mengucapkan selamat tinggal dan seketika malam akan menyapa.
Baru kali ini pemandangan senjaku kelabu. Waktu yang biasa selalu kutunggu dengan ceria, terpaksa harus menyaksikan aku yang sedang ditabur luka oleh pria di seberang sana, yang dengan teganya memutus hubungan sesuka hati. Aku menatap senja dengan perasaan ngilu.