9
Sepanjang perjalanan pulang, Fajar merasa heran dengan dirinya. Setiap bertemu Senja, selalu ada perasaan senang yang hadir menyeruak ke dalam dada. Padahal dia sering bertemu teman-teman wanita, juga memiliki banyak teman wanita. Tapi perasaannya biasa saja.
Dia tidak akan menduga-duga dengan perasaan yang sedang dirasakannya sekarang. Biarlah perasaannya mengalir seperti air. Tidak perlu terlalu dini untuk disimpulkan. Entah ini perasaan sesaat, atau bisa juga bertahan lama. Biarkan waktu yang akan membuktikan.
Melihat Senja yang sekarang, Fajar merasakan sesuatu yang janggal. Biasanya Fajar jarang salah memperhitungkan. Semoga ada kesempatan untuk ketemu dan ngobrol bareng Senja—hibur Fajar pada dirinya sendiri.
Kemudian ingatan lain berkelabat dalam benaknya. Teringat kejadian siang saat Akira muncul dan mengira Senja janjian bareng dia ke perpustakaan. Itu anak makin hari makin iseng saja kalau sudah membahas tentang Senja. Di satu sisi dia mengakui, analisis sahabatnya tidak keliru. Meskipun dia tidak pernah mengiyakan pendapat sahabatnya ini.