12
Terima kasih, ya Allah. Aku masih bisa sampai di rumah dengan selamat, gumamku.
Tadi, rasanya aku gak tahan lagi, baca surat elektronik dari Paman Dimas. Nusuk banget. Kata-kata yang dituliskannya sangat tajam, mengoyak-ngoyak perasaan.
Masih belum kering luka yang diberikan Dika. Kini ditambah dengan luka yang digoreskan sangat dalam oleh Pamanku sendiri. Selama ini aku masih bisa toleran dengan sikap dan kata-kata yang disampaikan Paman.
Namun, setelah hari ini, aku tidak akan pernah sama lagi dengan Nada yang pernah dikenal Paman. Dulu aku sangat respek kepadanya. Sayangnya semua itu kini makin terkikis oleh sikapnya yang merasa paling benar, pendapatnya paling ok, nasihatnya paling jitu, lalu seenaknya seakan paling tahu hidupku. Ngurusin juga enggak, nyekolahin juga enggak—tapi bertindak melebihi orang tuaku.
Masih masuk akal kalau orang tuaku yang kecewa berat dan mengatakan berbagai keberatan atas sikapku dan kondisiku yang belum menikah. Ini orang tuaku saja tidak pernah mengeluarkan kata-kata seperti itu dalam menyampaikan keberatannya. Sementara Paman sangat luar biasa sekali kelakuannya. Aku hanya bisa geleng-geleng kepala mengingat dan menyerap kata-kata yang dituliskan Paman dalam surat elektronik.
Malam ini, aku tidak akan muncul lagi di WAG, meski hati kecilku ingin keluar dari grup. Tapi untuk apa? Masalahku dengan Paman yang hobi banget nyari masalah denganku, bukan dengan anggota keluarga lainnya. Biarlah aku berada di grup, tapi aku tidak perlu muncul untuk berkomentar. Anggap saja pelan-pelan, aku menghilang, tanpa jejak. Entah sampai kapan.
Biarlah, aku tidak mau memusingkannya. Lebih baik aku fokus mengurus hidupku. Aku yakin, hal-hal hilang akan digantikan dengan sesuatu yang lebih baik. Aku yakin, dibalik putusnya hubunganku dengan Dika, ini cara Allah menyelamatkan, dan menggantikan seseorang melebihi Dika.
Dan Paman Dimas, kata-katanya yang setajam pedang. Biar aku jadikan pemicu untuk terus melangkah dan bergerak, mengusahakan jodohku. Nikah adalah prioritasku. Meski usiaku tidak lagi muda untuk laki-laki macam aman dan sebagian laki-laki yang berpendapat sama dengan Paman, bahwa pria rata-rata mencari perempuan yang akan dinikahinya dengan usia dibawahnya. Perempuan yang jauh lebih muda.