Senja

hafitalia
Chapter #15

14

14



Harumi dan keempat sahabatnya Akira sudah kenal baik, karena mereka sering kumpul di rumah Akira. Meskipun Akira punya banyak teman, tetapi dia tidak sembarang membawa teman main ke rumah. Untuk keempat sahabatnya ini, Harumi juga senang mengenal sahabat adiknya. 

Sementara aku baru kenal sebentar, tapi ternyata tidak perlu waktu lama untuk akrab dengan sahabat-sahabatnya Fajar. Mereka seperti saudara baru di tanah rantau. Kali ini aku antusias dengan rencana liburan bareng. Sejenak melupakan apa yang baru kualami semalam.

“Biar perjalanan ini akan dikenang sepanjang waktu, maka kita akan menggunakan alat transportasi yang tidak umum. Kalau mau cepat, bisa saja naik shinkansen. Tapi biar seru, kita akan naik bus dari Tokyo ke Tetayama.”

“Terus kita bakalan pergi ala backpakeran, gitu.”

“Namanya juga mau kamping, bawa carrier dan perlengkapan kamping.”

“Sebenarnya sih ada hotel, kalian mau nginep di hotel, ga?”

Semuanya langsung menggeleng.

“Aku masih anak kuliahan, Jar,” candaku.

Fajar terkekeh.

“Sama, aku juga anak kuliahan, Senja, jadi mendingan liburan hemat saja. Yang penting bisa liburan, gak perlu mewah, tapi harus berkesan.” Fajar menaikkan kedua alisnya ke arahku.

Aku hanya geleng-geleng kepala melihat ulah Fajar.

Untungnya, meskipun Harumi, Akira, Toshio, Yusihiro dan Hadeki mungkin uang bukan masalah, tapi mereka selalu bisa menyesuaikan dengan Fajar dan kini ditambah aku.

Bagiku dan Fajar, liburan dengan merogoh kocek sendiri tentu harus mempertimbangkan banyak hal. Jangan sampai habis liburan gak bisa makan seminggu. Selagi bisa berhemat, kenapa harus boros. Itu prinsip. Kami paham, berhemat bukan berarti pelit, tapi gunakan uang secukupnya saja, bukan sesukanya. Kalau pakai uang sesukanya, bisa gawat itu!

Kami kuliah, kerja paruh waktu dan sering menerima side job. Aku sering mendapat klien yang membutuhkan jasaku sebagai content writer. Sementara Fajar, diluar kesibukan kuliah juga banyak menerima kerjaan dari klien dengan keahliannya sebagai video editor. Dari kerja sambilan di sela-sela kesibukan kuliah, aku dan Fajar bisa menabung. 

Dari tadi Akira mengamati kami berdua.

“Woyyy, Aki. Dari tadi kamu semringah saja memperhatikan Fajar dan Senja,” bisik Harumi pada adiknya.

“Ststststsststttt.” Akira menempelkan jari telunjuknya agar Kakaknya tidak keceplosan. Harumi seakan paham maksud adiknya, dia hanya mengacungkan jempol.

“Gimana guys, kalian keberatan gak, kalau liburan gaya seperti itu?” Fajar memastikan.

Lihat selengkapnya