Ketika kamu merasa cukup dengan banyaknya kekurangan yang kamu punya, tanpa sadar kamu istimewa dengan cara yang berbeda. Teruntuk …
Dari Ree FM semoga hari kalian menyenangkan.
Seulas senyum menawan di balik jendela kaca ruang siaran tersirat tulus menghampiri Elea yang baru saja menyelesaikan rutinitas pagi yang kerap ia lakukan semenjak tahun pertama masuk di SMA Cakrawala.
Ia melepas earphone sambil menata lebar kertas yang sering ia bawa menuju luar ruangan menghampiri seorang lelaki yang kiranya memakai seragam yang sama dengannya, terkecuali pada bagian logo kelas. Ia berada setahun lebih dulu dari Elea, yaitu kelas XII yang sebentar lagi menghadapi ujian akhir.
Gandi Sanjaya. Panggilannya Ogan, sahabat Elea sejak kecil juga jadi orang kepercayaan Bunda untuk menjaga Elea dimanapun kecuali rumah. Terkenal playboy dan banyak gadis yang jadi korban harapan semu membuat Ogan di cap anak bandel. Namun tak begitu yang Elea lihat, tentu karena mengenalnya lebih lama membuat Elea mengenal betul bagaimana Ogan yang sebenarnya.
“Yang lo baca tadi surat gue, baguskan? Gue nulisnya kurang dari lima menit dan ngelintas gitu aja di otak.”
Elea menarik pandangannya ke arah Ogan. “Kamu ngapain nyasar ke sini?” sambil terus berjalan menuju arah yang sama.
“Lah serah gue dong. Lagian bentar lagi gue bakal lulus dan lo bakalan rindu berat sama gue, ya itung-itung buat kenang-kenangan kita berdua.” Ogan terkekeh mengacak rambut Elea yang rapi sebahu hingga Elea terkekeh geli sambil buru-buru menepisnya.
Tiba-tiba Elea menepi dengan langkah yang ikut memelan, dari arah berlawanan dua langkah di sampngnya Rangga lewat bersama dua teman sekelasnya. Dengan sopan ia menyapa Ogan sebagai kakak kelas yang harus Rangga hormati.
“Eh Ga,” cegat Ogan tiba-tiba. “Ntar sore latihan lagi di tempat kemarin.” Katanya setengah berbalik menghadap Rangga.
“Oke.” Sahut Rangga singkat kembali melanjutkan perjalanannya.
Sekilas Elea melihat bagaimana cara Rangga menanggapi Ogan dengan sangat baik meski ada banyak orang yang tidak menyukai Ogan. Tanpa Elea sadari dudut bibirnya sedikit terangkat namun hanya sedetik dan berlalu setelah Ogan menarik asal ujung rambutnya.
“Aww … sakit tau.” Pekik Elea mengusap pucuk kepalanya.
“Makanya jangan bengong.”