Di tengah jalan, aku dan Piyah sempat heran. Sebab semua lembu kami berlarian mengejar mobil pick-up yang berjalan lambat di depan. Kami pun ikut lari sekencangnya. Kami bingung apa yang tengah terjadi? Setelah kami sudah dekat dengan mobil pick-up itu, ternyata tokeh datang menjenguk. Pantasan saja lembu kami lari mengejar tokeh.
Semua pengangon adalah punya tokeh atau pemilik asli dari lembu-lembu yang digembalanya. Kecuali Obol yang jumlah lembunya tidak sampai sepuluh, lembunya punya orang tuanya sendiri yang ia gembala.
Semua lembu Obol berbulu kuning hampir kemerahan. Maka terkadang kalau mengangon dengan Obol dan adiknya Ori, bisa bikin iri. Lembunya baik-baik, tidak neko-neko seperti lembu Cimun kami. Aku yang sudah lebih sepuluh kali bolak-balik melarang Cimun yang hendak memakan tanaman orang, Obol malah belum sekali pun, lembunya santui makan di tengah padang rumput.
Nama panggilan tokeh atau pemilik asli lembu kami ialah Bus, tentu bukan bus sekolah. Aku tidak tahu nama aslinya di catatan resmi penduduk. Ayah menyuruh kami memanggilnya abang,. Begitulah kebiasan orang Kuta Cane, yang tak dikenal sama sekali sebelumnya pun bisa jadi akrab dan bersaudara dekat seakan satu datuk keturunan.
Belum lagi semakin digali dan dibacakan cerita silsilah kebelakang, bisa jadi jika menabarak anak orang di kampung lain, akan saling memanggil; besan, kawan, dan lainnya. Intinya bisa jadi bersaudara. Begitulah cara berdamai dan bersaudara ala Kuta Cane.
“Oh kendin kin Silih, Mame, Koli, Imbang, Bambkhu, Nik, Bibik, kugan ise ge.” Begitu kata-kata yang digunakan, yang tadinya marah malah dapat surprise bahagia, karena telah menelusuri kerabatnya. Hingga-hingga menyesal tadi sudah main hakim sendiri. Tetapi memang ada waktunya tumpu, mau disilsilahkan sampai nenek moyang pun tidak ketemu, jadilah kena hutang berjuta-juta walaupun di akhinya damai dengan adat yang dianut.
Kami memang sudah kenal lama dengan lembu yang kami pelihara, namun sebelum kami memlihara lembu-lembu kami ini adalah milik tokeh dan dialah yang sudah dikenal lembu kami duluan. Tentu saja suaranya masih diingat dan tidak asing lagi di telinga lembu kami. Tokeh dikejar lembu kami, bagaikan telah lama dirindukan lembu.