Hari ini aku sakit, tidak bisa pergi ke sekolah. Aku membeli amplop di kedai dekat rumah. Amplop yang di pinggirnya warna merah biru itu. Surat telah aku tulis tadi malam sebab sejak kemarin sore badanku lemas dan panas. Pertama kali nulsis surat ialah sewaktu kelas tiga, aku diajari abangku Piyah. Tak lebih tak kurang, aku tuliskan,
"Yth. Bapak/ibuk guru di tempat:
Dengan ini saya bernama M. Daud, memberitahukan kepada bapak/ibu guru bahwa saya tidak dapat hadir ke sekolah pada hari ini dikarenakan sakit. Saya mohon izin. Semoga bapak/ibu guru selalu diberikan kesehatan.
Terima kasih,
Hormat saya,
Alur Langsat, 2007.
Tulisanku cakar ayam. Surat aku titipkan pada temanku Dar dan Yar. Mereka melihatku belum mandi dan memakai sarung sebagai selimut, jalan ke tepi pasar dan menyerahkan padanya. Sejak dua puluh menit lalu telah aku tunggu merekaewat.
Kalau lagi sakit aku sudah pasti tidak bisa menggembala. Tentu nanti ayahku yang mengeluarkan lembu dari kandang dan membawa mereka ke padang rumput. Pernah juga aku cedera gara-gara ikut membantu ayah di gunung pada hari minggu.
Aku diperintah ayah membabat rumput yang melebihi lutut agar kebun karet kami tampak terang dan terbuka. Sewaktu aku membabat dengan parang, tak sengaja parang itu menancap pada betisku bagian depan yang kiri hingga kena tulang keringku. Darahnya mengucur. Aku menangis kesakitan.