SENJA DATANG AYO PULANG

Daud Farma
Chapter #25

Pamitan

Abdul Aziz adalah nama ayahku. Dia anak laki ketiga dari kakekku bernama Ta'at (طاعات). Dia dipanggil 'pak-Yang' oleh sepupu-sepupuku. Dia delapan orang bersaudara. Enam laki-laki (Pakwe, Pak-ngah, pak-yang-ayahku, pak-lang, pak-lung, pak-pun, bik-we dan bik-apun). 

Dari delapan bersaudara, hanya ayahku yang pernah ikut lama mengaji di masa kecilnya. Oleh sebab itu, ketika ia menikah dengan ibuku Hadimah (حديمة) dia sudah menjadi guru mengaji di kampung, jadi tengku di Alur Langsat.

 Sejak aku masih ingusan, aku melihat banyak sekali abang-abang, kakak-kakak sepupu bahkan ada yang dari kampung sebelah datang setiap sorenya ke rumah kami dan mengaji. Mulai dari Iqra, Juz-'amma dan Al-Quran. Sejak aku umur 5 tahun, hendak masuk SD tahun depannya, aku pun diwajibkannya ikut mengaji dengannya pada tiap sore hingga habis isya.

Dialah yang pertama kali mengajarkanku huruf hijaiyah dan huruf abjad. Dari mulutnya lah telingaku pertama kali mendengar ta'awudz dan basmalah. Dialah ayah dan guru pertamaku. Kepalaku sering dia goyang-goyang, telingaku dia jewer dan tanganku dia pukul dengan rotan ketika aku tidak pandai melafadz-kan sesuai dengan ia baca. Tetapi ia tetap sabar, sebab bukan aku murid pertamanya. Semua sepupuku, abang-abang dan kakakku yang jumlahnya hampir dua puluh orang saat itu telah pernah ia pukul pakai rotan di telapak tangan. Dan tidak sampai tiga bulan aku pun mulai pandai mengenal huruf hijaiyah dan abjad, meskipun belum lancar membacanya, masih mengeja.

Mulai dari kelas satu hingga tamat SD mengaji dengannya, padahal bacaanku sudah Al-Quran dan telah khatam aku bacakan padanya yang tiap malamnya setor bacaan setengah halaman. Kebiasaan di kampung adalah bila ada yang khatam juz-amma dan naik ke Al-Quran maka akan digelar kenduri dan para wali murid diundang. Begitu pun bagi yang khatam Al-Quran. Karena aku anaknya, dia tidak mengadakan kenduri untukku, cukup sekadar khatam saja. Dialah ayah dan guru pertamaku.

Ketika aku sudah kelas lima SD, aku pun disuruhnya mengajari yang masih Iqra' dan juz-'amma. Tiap pulang dari padang rumput menggembalakan lembu-lembu yang hampir dua puluh ekor itu, aku tetap diharuskannya ikut mengaji. Sejak aku kecil hingga kini belum pernah kulihat dia menunda-nunda waktu shalat apalagi meninggalkan shalat.

Sering aku melihatnya demam, kelelehan sehabis kerja di gunung dan sawah, tetapi dia selalu tegak mengambil air wudhu dan menunaikan shalat tepat waktu. Dia seorang ayah yang rajin bekerja dan ibadah. Dia juga seorang ayah yang mau bersedekah untuk anak yatim walaupun tidak banyak. Pernah dia menyuruhku memberikan seribu rupiah padaku untuk diberikan pada anak yatim yang juga sahabatku dalam kelas sewaktu SD, dia Suadi. Aku pun malu rasanya memberikan seribu rupiah pada shabatku itu, tetapi tetap aku sampaikan amanahnya. Seribu rupiah dapat dua pisang goreng. Ayah mengajarkanku bersedekah sejak aku masis duduk di bangku SD.

Ayahku adalah seorang petani. Kadang ia di sawah dan lebih seringnya ia di gunung menderus pohon karet yang jika dikerjakan sendirian tidak selesai dalam sehari, tidak sanggup lebih tepatnya. Dari hasilnya menderus karet itulah ia dapat mengirim biaya bulanan abangku Piyah di Samalanga sana.

Hari ini minggu pertama kami libur. Hasil Ujian Nasion baru akan diumumkan satu bulanan lagi. Hari ini menggembala seperti biasa dengan San dan kawan-kawan yang lain. Tiba-tiba San bilang padaku bahwa Tauke lembunya bakal datang dalam minggu ini untuk menjemput semua lembu yang digembalakan San. Dan ayahnya juga menjual semua anak lembu setelah bagi dua dengan Tauke. Aku tidak tahu pasti alasan Tauke lembunya San. Seperti yang kudengar bahwa semua lembu-lembu itu hendak dialihkan ke orang lain, atau memang Dekh dan San sudah tidak sanggup menggembala lagi. Sudah bertahun-tahun, waktunya beralih profesi, bekerja di gunung atau di sawah, ikut membantu kedua orang tua bekerja.

Kabar itu pun sampai ke ayahku. Ayah pun mempertimbangkannya untukku. Tapi aku tidak tahu pasti kapan lembu-lembuku juga akan dijemput Tauke kami.

Lihat selengkapnya