Senja Di Pantai

sukadmadji
Chapter #5

#5 Sentuhan Tangan Ajaib


Pagi itu, sinar matahari menerobos melalui jendela ruang kerja Anya. Mata lelahnya berbinar saat menatap layar komputer. Desain jembatan gantung yang ia buat akhirnya selesai dalam waktu tiga hari tiga malam! Anya menghela napas panjang, lalu merentangkan tangannya ke atas.


"YES! AKHIRNYA SELESAI!" teriaknya penuh kemenangan.


Sari yang tertidur di sofa ruang kerja langsung tersentak bangun. "Hah?! Kebakaran?! Ada meeting dadakan?! Si bos ngamuk?! Ada diskon all-you-can-eat?!"


Anya tertawa melihat ekspresi panik Sari. "Enggak, Sar! Aku berhasil! Desainnya selesai! Dan yang lebih gilanya lagi, klien langsung ACC tanpa revisi! Bos Heru tadi nelepon dari rumahnya, katanya aku bakal dapet lima juta! PLUS klien kasih bonus dua juta buat uang lelah!"


Sari langsung melompat dari sofa dan menari-nari kegirangan. "SERIOUSLY?! TUJUH JUTA?! Oh my God, Anya! Kamu kaya mendadak!"


Saat itu juga, suara notifikasi dari M-Banking berbunyi di handphone Anya. Ia buru-buru mengecek dan melihat saldo bertambah tujuh juta rupiah. Matanya berbinar penuh kebahagiaan.


"Sar, aku nggak mimpi, kan?" Anya menepuk pipinya sendiri.


Sari mendekat, menepuk pipi Anya lebih keras. "Kalau sakit berarti nggak mimpi!"


"Aduh! JAHAT!" Anya meringis sambil tertawa.


Sari terkekeh. "Udah jelas ini nyata, Bos! Sekarang, ayo traktir aku! Aku udah nemenin kamu lembur tiga hari tiga malam, loh! Kopi? Aku yang bikin! Nasi goreng? Aku yang beliin! Cemilan? Aku yang pesenin! Udah saatnya aku panen!"


Anya tertawa terbahak-bahak. "Baiklah, baiklah! Hari ini aku traktir makan di restoran mana aja yang kamu mau!"


Sari langsung menjerit kegirangan. "Aaaaa! Aku sayang banget sama kamu, Bos! Tapi ngomong-ngomong, kamu mau makan di mana?"


Anya berpikir sejenak, lalu tersenyum. "Gimana kalau kita ke restoran seafood di pinggir pantai? Aku pengen banget lihat laut, denger suara ombak, santai sebentar setelah kerja rodi tiga hari ini."


Sari mengangguk antusias. "Setuju banget! Wah, ini pertama kalinya kita ke restoran mewah bukan karena meeting sama klien, tapi karena traktiran dari kemenangan kita!"


Anya tertawa dan mengacak rambut Sari. "Ya udah, ayo siap-siap. Aku mau ganti baju dulu, terus kita langsung cabut!"


Lihat selengkapnya