Senja Mengukir Cerita

Rian Heryana
Chapter #2

Jejak Tak Terduga#6

Dua hari telah berlalu sejak terakhir kali mereka menjenguk Tante Rani di rumah sakit. Pagi itu, Dita yang masih setengah mengantuk mendengar suara notifikasi dari ponselnya. Dengan malas, ia meraih ponsel yang tergeletak di meja, lalu membaca sebuah pesan dari Tante Rani.

“Alhamdulillah, Tante sudah boleh pulang hari ini!”

Senyum lega langsung terukir di wajah Dita. Tanpa menunda, ia segera mengetik pesan di grup untuk mengabari Kikan, Dona, dan Ica.

Tak butuh waktu lama, grup obrolan mereka pun ramai dengan balasan.

Dona: “Kita ke rumah Tante sore ini aja, gimana?”

Ica: “Setuju! Aku juga sekalian mau tanya perkembangan kesehatannya.”

Kikan: “Aku bisa sore ini juga.”

Namun, rencana yang tampak sempurna itu mendadak berantakan.

Kikan: “Astaga! Aku lupa ada tugas yang harus dikumpulin malam ini!”

Dona: “Duh, aku harus bantu acara keluarga di rumah.”

Ica: “Sama, aku ada les privat sore ini.”

Dita menghela napas panjang. “Ya sudah, kita cari waktu lain aja. Yang penting Tante Rani sudah pulang, nanti kita bisa main ke rumahnya.”

Akhirnya, niat mereka untuk menjenguk Tante Rani harus tertunda. Meski begitu, mereka tetap memastikan kabarnya lewat pesan, berharap Tante Rani baik-baik saja di rumah.

---

Satu minggu berlalu. Kesibukan yang menumpuk membuat rencana mereka berulang kali tertunda. Namun, hari ini akhirnya mereka menemukan waktu luang yang sama.

Siang itu, keempat sahabat ini berkumpul di rumah Kikan sebelum berangkat bersama. Langit cerah, udara cukup hangat, dan suasana hati mereka terasa lebih ringan setelah lama tak berkumpul.

Dona melemparkan tasnya ke dalam mobil sambil menghela napas. “Aduh, nggak enak banget. Seminggu baru sempat jenguk. Kayak nggak niat aja.”

“Iya, untung Tante Rani orangnya baik,” sahut Ica sambil menyesuaikan posisi duduknya di kursi belakang. “Kalau gampang marah, kita pasti udah diomelin habis-habisan.”

Lihat selengkapnya