Hari-hari berlalu begitu saja. Senja tidak bermimpi aneh-aneh. Semua terasa benar-benar mimpi bunga tidur.
Aneh, mimpi di dalam mimpi.
Namun tidak seperti kemarin yang Senja yang tidak peduli entah ini nyata atau tidak, sekarang dia sudah berubah pikiran lagi. Bagaimana jika dia ini hanya mimpi, mimpi yang panjang? Bagiamana nanti tiba-tiba dia terbangun dan kembali di masa tidak ada Langit di sana? Karena mau di pikir bagaimana pun perjalanan waktu itu tidak ada.
Jam Istirahat.
Siang itu Senja dan Gina tidak istirahat di mess, tapi mereka memilih untuk belanja untuk bekal pergi ke jogja besok. Mereka pergi ke supermarket. Karena dia bekerja di pusat pembelanjaan kota, mereka bisa bebas memilih supermarket mana yang ingin di kunjungi.Tidak terasa mereka sudah menghabiskan waktu 2 jam di supermarket untuk belanja. Dengan perasaan tidak menentu masih bingung ini nyata atau hanya mimpi.
Kemudian tiba-tiba terlinatas ingatan apa yang akan Senja beli, serta kata-kata dimana mungkin saja sejara bisa berubah. Disini Senja mencoba untuk dengan melakukan perubahan, apakah itu akan berpengaruh ke dalam kehidupannya disini. Senja masih ingat betul daftar camilan dan beberapa barang bawaan yang dia bawa. Dia merubah semuanya, dan sedang menantikan apa yang terjadi.
“Gak terjadi apa-apa tuh?” Gumamnya.
“Kenapa Ja?” Tanya Gina
“Enggak.”
“Oh... btw laper gak? Kita kan belum makan siang kan. Beli apa ya buat ganjel perut dulu gitu.”
“Udah beli lumpia langganan kita aja. Noh tinggal dikit tuh.”
Gina bersemangat menghampiri toko penjual makanan ringan itu. Disana sisa 3 pcs, Gina menawarkan Senja untuk memborongnya. Toh hanya tinggal 3 biji.
“Yuk ja beli, nanti di bagi setengah.”
Senja berpikir sejenak. Dia ingat waktu itu senja tidak mau beli kaerna dia memilih beli pentol saja. Tidak lama ada anak kecil yang merengek ke ibunya untuk beli lumpia. Waktu itu Gina berbisik,
“Tuh bocil kenapa sih sampai segitunya kalau nangis, duh bikin gemes.”
Senja hanya mengangkat bahunya.
“Jadi mau gak?”