Sampai di rumah, Langit langsung masuk kamar. Merenungi pembicaraan siang ini bersama ibunya. Dia merenungi semua ucapan ibunya, juga situasi ayahnya yang kini mulai sakit-sakitan. Belum lagi melihat adik-adiknya yang semakin hari tumbuh dewasa. Apakah dengan pernikahan dengan Oliv keluarga ini akan bahagia? Apa menikah dengan Oliv bisa menyelesaikan semua? Apakah menikah dengan Oliv bisa membuat orang tuanya sembuh? Banyak sekali pertanyaan memenuhi otak Langit.
Tok tok tok
“Hmm.”
“Masuk ya bang?”
“Iyaa.”
Abian dan Lora masuk, tumben sekali dua adiknya ini kompak. Biasanya mereka tidak pernah akur. Kalau pun akur pasti sedang ada sesuatu atau sedang ada hal bahaya yang mendesak. Perasaan Langit mereka akan membahas sesuatu yang tidak jauh dari rencana perjodohannya dengan Oliv.
“Kenapa? Tumben kompak gini?”
“Eee i-itu bang.” Lora hendak mulai berbicara.
“Kenapa?”
“Tutup dulu pintunya.” Perintah Abian.
Lora menutup pintu. Bahkan juga menutup jendela kamar Langit. Yang membuat ruangan menjadi gelap. Kemudian Lora menghidupkan lampu belajar Langit.
“Heh apa ni? Mau nonton apa gimana nih gelap-gelapan.” Kesal Langit.
“sttt bang, jangan keras-keras bang, mumpung ibu sama bapak lagi istirahat di kamarnya. Makanya kita mau ngomongin ini sama abang.”
“Apa?”
“Sebenarnya bang, kita punya hutang bang sama keluarganya Oliv buat bapak berobat bang. Bulan kemarin bapak itu di rawat bang itu bang, yang abang pengen pulang tapi sama ibu gak dibolehin. Itu tuh keluar banyak karena ternyata ada beberapa yang gak di tanggung bang sama asuransi kesehatan bang.”
“Hmm terus, buat nebus utangnya aku di suruh nikah sama Oliv gitu. Halah kayak sinetron aja.” Ucap Langit.
“Iya bang.”
Seketika Langit terdiam tidak percaya, masih ada hal seperti ini di jaman modern? Dan apakah keluarga Oliv setega itu?
“Gila!”
“Bentar bang tunggu dulu, dengerin cerita kita dulu.”
***
1 bulan yang lalu.
Keluarga Oliv berkunjung ke rumah mereka mampir bertamu karena kebetulan melewati rumah keluarga Langit. Awalnya mereka mengobrol ringan. Sampai pada akhirnya, ibu Oliv curhat ke ibu Langit bahwa dia ingin menjodohkan Oliv. Karena ibu Oliv khawatir dengan Oliv yang setiap pulang sering mengadu bahwa dia merasa tertinggal di banding teman-temannya yang sudah punya usaha, sudah sukses, sudah menikah. Oliv juga ingin menikah, seperti teman lainnya. Tapi dia terlalu sibuk dengan segala kegiatan di kampus. Oliv adalah mahasiswa yang aktif di kampusnya, dia juga ikut beberapa organisasi sekaligus.
“Awalnya buk, aku pikir Oliv bakal gampang cari cowok, kan dia aktif dan juga banyak ikut kegiatan. Tapi ternyata Oliv malah kesulitan karena terlalu banyak cowok yang mendekati dia. Lebih tepatnya modus kata anak jaman sekarang.” Ucap mama Oliv.
“Oo gitu ya, terus ma.” Jawab ibu Langit.
“Terus ya aku bilang kan, ya kamu filter aja nak. Kalau ada yang berani ke rumah, berani minta ijin ke mama sama papa yah itu. Bawa pulang, biar mama sama papa yang seleksi tahap selanjutnya.”
“Nah gitu bagus banget tu ma. Anak sekarang ngeri, banyak yang nekat juga. Mending yang gini. Tapi ya kita tetep harus seleksi. Itu tadi banyak yang nekat.”