Tapi dugaan Senja salah. Keesokan harinya Senja masih berada di masa lalu. Dia juga masih melakukan aktifitas seperti biasa, dengan statusnya yang baru menjadi pacar Langit.
“Loh? Ini serius aku masih disini?” Gumamnya.
“Lah ape nandi neh to mbak? Nek planet pluto? Gek nglindur opo wong iki. Adus kono loh.” Sahut Sandra yang sudah bangun sejak tadi.
Senja pun menurut apa yang dikatakan Sandra tidak memberontak sedikit pun. Meski kesal karena nada bicara adiknya memerintah seakan-akan dia lebih tua. Apa yang terjadi? Jika ini bukan akhir apakah ini permulaan?
Senja berkativitas seperti biasanya. Dengan otak linglung. Dia beberapa kali memastikan tahun berapa sekarang? Dan Sandra masih menjadawab sama 2022. Senja juga berkali-kali mencubit dirinya sendiri dan terasa sakit bahkan hingga kebiruan. Dia masih tidak percaya apa yang terjadi. Seharian dia bergerak layaknya robot. Kesana kemari sesuai perintah. Hingga ponselnya berbunyi, ada pesan dari Langit. Pesan yang mebuatnya salting di tengah kelinglungan.
Mau di panggil sayang atau beby?
Membaca itu Senja masih saja salting. Dia berguling-guling di tempat tidurnya kebetulan sekarang sudah jam istiratahat. Gina hanya menggeleng dan membelakangi Sandra yang kesetanan. Gina masih belum tau, semua orang belum tau. Hanya dia dan Langit saja yang tau.
“Iii kan biasanya juga di panggil sayang pas di masa depan, tapi sekarang kok tetep salting aja sih?” Ucapnya lirih sekali di balik guling yang menutupi wajahnya.