Dipertemukan dengan dia adalah bagian dari keinginanku.
🍂
Hari yang sakral bagi Senja sudah tiba, hari pernikahannya dan pria bernama Arka. Dengan latar belakang berwarna putih yang menghiasi setiap sudut rumah menandakan bahwa pernikahan ini akan benar-benar terjadi. Ijab kabul yang hanya tinggal beberapa menit lagi membuat kerja jantung Senja tidak beraturan.
Tatapannya kosong menatap pantulan dirinya di cermin. Dengan terbalut oleh kebaya putih dan hijab berwarna senada membuatnya terlihat sangat cantik. Namun, hatinya merasa janggal mengingat jika dirinya telah menghianati pria yang menemaninya sejak kecil, Dirga. Dengan segera Senja menyeka airmatanya yang ingin lolos dari persembunyian. Ia harus membicarakan ini secepatnya bersama Dirga dan Senja akan menerima apapun resikonya.
"Maafin, aku Ga."
"Sayang kamu sudah siap?"
Suara itu langsung menyadarkan Senja. Gadis itu berdiri dan berbalik badan menatap Elvina yang berdiri di ambang pintu bersama Caca dalam gendongannya.
"Sudah Tante," jawab Senja lembut sambil berjalan mendekati Elvina.
"Bunda, cantik!" seru Caca riang. Anak itu menatap takjub pada Bundanya.
"Arka pasti beruntung dapetin kamu sayang."
Senja hanya tersenyum, lalu mencium lembut pipi Caca dengan gemas.
"Ayo keluar, ijab kabulnya mau mulai."
"Iya Tante,"
"Jangan panggil Tante lagi, panggil Mama aja seperti Arka."
Mendengar itu Senja tersenyum, hatinya menghangat kala bisa bertemu dengan keluarga Handoko yang sangat berbaik hati.
"Iya Ma."
Tanpa menunggu lama, Elvina menuntun Senja untuk turun ke bawah. Saat berada di anak tangga pertama Senja menatap satu persatu tamu yang hadir dan matanya sama sekali tidak menemukan Paman dan Bibinya.
"Ma, Paman sama Bibi gak datang?" tanya Senja pada Elvina.
"Paman gak bisa datang, katanya ada meeting. Kalo bibi kamu Mama gak tau."
Mendengar itu hati Senja mencolos. Orang yang telah berjasa dihidupnya malah tidak hadir.
Setelah sampai pada anak tangga terakhir, mata Elvina membulat sempurna saat melihat Arka tidak ada di tempat ijab kabul bersama penghulu. Bahkan suaminya tergesa-gesa berjalan keluar rumah. Elvina yakin ada sesuatu yang telah terjadi sampai-sampai Arka tidak ada ditempat.
Tanpa menunggu lama, Elvina berjalan menyusul suaminya setelah menurunkan Caca dari gendongannya. Semua tamu mulai berbisik heboh dengan kejadian yang terjadi dan Senja pun terdiam dengan seribu bahasa melihat calon suaminya tidak ada.
"Pa, mana Arka?" tanya Elvina, mendapati suaminya di depan gerbang rumah dengan raut wajah marah bercampur malu.