Senja untuk Alaska

Abell Istari
Chapter #6

#6 Senja Untuk Alaska

SENJA memejamkan matanya, saat ada beberapa mahasiwa menyoraki dirinya karena menyatakan cinta pada ketua BEM yang kini menjadi incaran oleh mahasiswa baru dan seantero kampus.

Tidak, dia tidak menyatakan cinta. Dia hanya membaca puisi yang dibuat oleh Naumi dan kebetulan puisi tersebut ditujukan untuk Alaska.

Alaska masih diam. Ia menatap istrinya itu yang sedang tertunduk malu. Alaska dapat melihat wajah Senja yang pucat seperti kapas.

"Kenapa pucat?" tanya Alaska dingin dan pelan, tangannya masih setia menyilang didepan dada.

Senja yang sadar mendongakkan kepalanya menatap Alaska. Ya, Alaska lebih tinggi dari Senja. Gadis itu pendek, tapi mungil. Senja menggelengkan kepalanya pelan, menandakan bahwa ia baik-baik saja.

"Balik sana!" ucap Alaska datar dan kembali memalingkan wajahnya ke arah lain.

Gadis itu membalikkan badannya. Dan sorot matanya menemukan seseorang dibelakang barisan fakultasnya. Orang itu sangat familiar bagi Senja dan Senja sudah mengenalnya.

Dirga berdiri disana dengan senyuman yang tertuju untuk Senja. Gadis itu ingat ia sama sekali belum memberitahu Dirga tentang dirinya yang ingin membatalkan pernikahannya dengan Dirga. Senja pelupa. Dan bagaimana reaksi Dirga jika ia tahu bahwa Senja sudah menikah?

Menarik nafas dalam-dalam, berjalan kembali kebarisan fakultasnya. Seluruh mahasiswa masih ada yang ketawa saat Senja beranjak. Ia hanya tertunduk malu.

Seketika saja Senja merasa kepalanya sangat sakit, penglihatannya kurang jelas. Ia tidak sanggup berjalan untuk sampai kebarisannya.

Bruk..

Suara teriakan mendominasi, saat Senja tergeletak dilapangan. Senja sudah tidak bisa melihat apapun, matanya tertutup rapat. Membuat orang-orang disana menatap kasihan padanya.

Alaska yang sadar bahwa istrinya jatuh pingsan segera melangkahkan kaki untuk membantu Senja. Alaska tahu bahwa gadis itu sedang tidak baik saat membacakan puisi untuknya. Namun, langkah kaki Alaska terhenti beberapa langkah. Ia tak kembali berjalan cepat ke arah Senja, melainkan ia mudur kembali ke tempat semula, saat matanya menemukan seseorang lelaki telah lebih dulu membantu dan membopong Senja.

"Dasar perempuan murahan!!" maki Alaska dalam hati saat Dirga berlari membawa Senja keruang kesehatan yang tak jauh dari lapangan.

Alaska benar-benar menyesal telah menikahi gadis yang menurutnya sangat murahan itu. Ada rasa tidak suka pada diri Alaska saat Senja di bawa oleh Dirga. Namun, laki-laki itu menepis segala rasa yang aneh itu.

Orang-orang disana menatap Dirga dan Senja. Dirga adalah salah satu panitia ospek yang jarang menampakkan diri karena ia menjabat sebagai panitia kesehatan. Beberapa dari mereka merasa iri karena Senja langsung di bopong oleh Dirga.

------

Senja masih berada di ruang kesehatan bersama Naumi. Temannya itu telah membuat Senja celaka. Disana tidak ada Dirga. Laki-laki itu sudah pergi karena harus ada yang dikawal lagi.

Perlahan Senja mulai membuka matanya, pandangan sedikit kabur. Kepalanya juga masih pusing. Ia memandang ke arah Naumi yang berada disamping brankar.

"Nja maafin gue, gara-gara gue lo pingsan." lirih Naumi, ia merasa bersalah telah meminta Senja untuk membaca puisinya itu.

Senja tersenyum nanar. Ia pingsan bukan karena malu membaca puisi tersebut melainkan ia merasakan lemas diseluruh tubuhnya. Dan Senja sedikit senang saat membacakan puisi untuk Alaska.

"Siapa yang bawa aku kesini?" tanya Senja penasaran.

"Kalo gak salah sih panitia ya, namanya itu tadi.." Naumi kembali mengingat dengan memegang kepalanya saat Dirga menitipkan Senja padanya. "Dirga, ha ya kak Dirga." lanjut Naumi.

Senja terdiam. Kenapa hatinya seakan ingin Alaska yang membawanya? Itu hanya mimpi untuk Senja. Alaska tidak mungkin membawanya, mengingat jika Alaska tidak menyukainya.

"Kamu makan dulu nih, tadi kata kak Dirga kamu kurang asupan makanan." ujar Naumi sambil mengambil nasi yang sudah diletakkan ke piring.

Senja merubah posisi tidurnya dengan duduk dan bersandar dibrankar. Senja melihat makanan yang ada di tangan Naumi. Lelaki itu selalu tahu tentang Senja, disana tidak ada sambal atau ikan, melainkan disana ada lauk kesukaan Senja. Dirga mengetahui dengan baik tentang Senja.

Tentu Dirga tahu tentang Senja, karena Dirga sudah mengenal Senja sejak kecil. Bahkan Dirga pun menjadi saksi tentang perjalanan Senja yang pahit dimasa lalu. Umur mereka hanya beda dua tahun saja.

------

Lihat selengkapnya