Senja untuk Alaska

Abell Istari
Chapter #10

#10 Senja untuk Alaska

Apa saya tidak boleh egois? Kamu adalah milik saya, dan selamanya untuk saya. Saya tidak suka milik saya diambil orang lain!!

...

CAHAYA mulai masuk dari celah-celah jendela kamar. Lelaki itu masih tertidur nyenyak di kasur yang empuk tersebut. Ia sendiri di kamar itu, istrinya sudah pergi sejak pagi.

Alaska perlahan mulai terusik akibat sinar mentari yang menyelusup masuk dimatanya. Membuat matanya perlahan terbuka menyesuaikan penglihatannya. Tubuh Alaska menggeliat. Tangannya mengucek matanya seraya bangkit dari tidurnya.

Lelaki itu merenggangkan otot-ototnya. Matanya menoleh ke arah jam yang ada di nakas yang sudah menunjukkan pukul 08.00. Kepala Alaska merasakan sedikit pusing, berusaha mengingat kejadian kemarin. Dirinya juga bingung kenapa ia tidur dikamar, bukankah ia selalu tidur disofa? Alaska memijit pelipisnya berharap pusing dikepalanya segera hilang.

Alaska berjalan keluar kamar setelah melakukan ritual mandinya. Sehingga membuat badannya kembali segar. Kaos putih dan celana pendek selutut membuatnya tampak menawan.

Kening Alaska mengerut saat memandang ke arah meja makan. Sepiring nasi goreng, secangkir kopi dan secarik kertas disamping kopi tersebut.

Tangan Alaska tergerak mengambil kertas di samping kopi.

PAGI PRESMA :)

JANGAN LUPA SARAPAN YA

KULIAH ITU BUTUH TENAGA.

DAN TERIMAKASIH UNTUK TADI MALAM HEHE

AKU MENCINTAIMU, WALAUPUN KAMU GAK.

~dari istrimu~

Begitulah yang tertulis dikertas tersebut. Alaska hanya diam, wajahnya datar seraya menghela nafas kasar.

"Gadis gila!!" gumam Alaska sembari melempar kembali kertas tersebut ke meja.

Kepalanya kembali pusing, ia berusaha mengingat apa yang telah terjadi tadi malam. Dan kenapa Senja mengatakan terimakasih? Alaska benar-benar bingung.

Otak Alaska bekerja keras, mengingat kejadian tadi malam. Perlahan Alaska mengingat. Ya, tadi malam ia dalam keadaan mabuk. Alaska ingat saat dirinya merangkul Senja. Saat mengobati luka Senja dan berakhir dengan dirinya yang menyentuh lembut seluruh tubuh Senja. Alaska benar-benar tidak sadarkan diri tadi malam.

"Bodoh!!"

Alaska merutuki dirinya sendiri. Kenapa dirinya seperti itu? Ingin rasanya Alaska memutar waktu agar ia tidak melakukan itu pada Senja. Tapi, Alaska ingat dirinya seperti disengat listrik saat tubuh Senja memeluknya. Sesuatu menjalar hebat ditubuhnya.

Kepala Alaska semakin sakit jika ia mengingat kejadian dirinya bersama Senja. Tak ingin ambil pusing Alaska menarik kursi untuk duduk, dan menyesap kopi yang masih hangat tersebut. Alaska merasakan kopi buatan Senja jauh lebih enak dibanding kopi yang biasa ia minum diluar.

•••

"Buset, lo melamun Nja?" ujar Naumi sambil meletakkan dua mangkok yang berisikan bakso.

Senja kesal, Naumi telah menganggu lamunannya tentang sikap Alaska tadi malam. Naumi duduk dihadapan Senja, tangannya mulai mengaduk-aduk baksonya.

"Lo melamun apaan?" tanya Naumi.

Lihat selengkapnya