# Wanita adalah mahluk malam. Secara bergantian dan rutin mereka di datangi bulan
Plak...!!!
Sebuah tamparan keras mendarat telak di pipi Gladys. Ia terhuyung nyaris membentur tembok. Dunianya berputar tanpa arah. Tangan kekar laki-laki itu kembali terangkat untuk mendaratkan tamparan keduanya, namun sebelum tangan itu kembali mendarat... “hap”...tangan itu ditangkap oleh sebuah tangan yang sebenarnya tak lebih kekar darinya.
Elang, menahan tangan laki-laki itu dengan lembut.
“Hei... apa-apaan kamu?” sungut laki-laki bernama Prabu itu sewot.
“Maaf... maaf Mas... “
“Jangan sok pahlawan kamu... kamu Elang, kan?!”
“Iya Mas...maaf...” Elang masih dengan posisi diantara Prabu dan Gladys.
“Maaf...maaf... minggir kamu...!”
“Iya maaf Mas” masih dengan posisi sebelumnya.
“Eh...kamu ini sok jagoan yah... ngomong maaf tapi ngalangin terus...minggir kamu!”
“Maaf Mas...”
“Eh...sialan...kamu ngeledek yah?”
“Nggak...nggak Mas...cuma rasanya ga baik nyakitin perempuan...apa lagi di depan umum begini... maaf Mas” ujar Elang masih dengan lembut. Puluhan pasang mata, ah tidak...ratusan pasang mata saat itu tengah menonton drama segitiga yang tengah dipertontonkan semesta di tengah terik matahari Bandung yang sedang tak bersahabat.
“Eh...jangan sotoy kamu, kalo ga ngerti urusan jangan sotoy deh!”, bentak Prabu seraya meringsek hendak kembali menampar pipi Gladys. Rupanya kegeramannya sudah sampai di puncaknya.
“Jangan Mas... kasian.” Elang masih dengan tutur lembutnya. Sementara Gladys menyudut di sudut lorong, geming dipunggung Elang bagai anak ayam bersembunyi dibalik sayap ibunya.
“Hah...kasian kata kamu, yang kasian itu adik gue...!”
“Iya maaf Mas... saya ga tau”
“Makanya kalo ga tau masalah jangan sok ikut campur deh! Kembali tubuhnya meringsek hendak menubruk tubuh Elang, Tapi tubuh Elang, pemegang mestre (sabuk hitam) capoeira dan sabuk hitam aikido itu geming. Tangannya yang kalah kekar dengan tangan Prabu, erat menahan layangan tangan kasar itu.
Melihat kesempatan itu, Gladys berlari dan segera menghilang di belokan lorong, dan segera tertutup oleh kerumunan orang yang penasaran.
“Hah...sialan kamu Lang....tuh cewek kabur deh!” bentak Prabu.
“Maaf Mas...sudah lah jangan diterusin malu...” ujar Elang menenangkan.