Senja

Ega Okti Mayang Sari
Chapter #7

Hari Bersama Aga

Pada suatu hari nanti

Suaraku tak terdengar lagi

Tapi diantara larik-larik sajak ini

Kau akan tetap ku siasati

Pada suatu hari nanti

Impianku pun tak dikenal lagi

Namun di sela-sela huruf sajak ini

Kau tak akan letih-letihnya ku cari.

Senja menutup diary nya setelah menulis puisi itu. Ia menatap ke depan, memejamkan matanya, menghirup udara segar yang diberikan sang pencipta pada pagi ini. Dalam hatinya berharap, suatu hari nanti ia akan menghirup udara yang sama, tempat yang sama dan tujuan yang sama dengan Aga. Gadis itu sangat mencintai pria yang bernama Aga. Ia merasa cintanya sudah terlalu dalam untuk di selami, terlalu tinggi untuk di raih dan terlalu kuat rasa untuk memiliki. Sepanjang malam ia berdoa agar cintanya tak menjadikannya sia-sia, berharap cintanya akan memberikan bahagia.

Senja kembali membuka halaman dimana ia menuliskan puisi tadi. Bibir itu tak melepaskan senyumnya sedetikpun. Rasa keyakinannya akan hidup bersama pria yang dicintainya sangatlah besar, seolah sudah mendarah daging dalam hati dan jiwanya.

"Senja"

Suara itu mengalihkannya. Senja segera menatap sang pemilik suara yang kini berdiri di hadapannya.

"Aga"

Aga tersenyum. Senja menggeser posisinya untuk memberi tempat pada Aga agar duduk di sampingnya.

"Lo ngapain disini?" tanya Aga

"Gak papa, gue nyari udara seger aja. Disini seger banget" jawab Senja dengan senyuman.

Senja menatap lekat wajah pria yang sekarang berada di sampingnya. Jantungnya meloncat-loncat tak karuan. Ia merasa ini semua hanya mimpi walaupun ia tau ini bukan mimpi. Senja terlalu dalam menatap pria itu hingga membuat si pria merasa di perhatikan. Cepat-cepat Senja mengalihkan pandangannya saat mata Aga tak sengaja bertemu dengan matanya.

"Kenapa liatin gue?"

Senja gugup. Ternyata Aga menyadari semua itu.

"Emm.. enggak, lo sendiri ngapain disini?" Senja berhasil mencari kata-kata untuk mengalihkan pertanyaan Aga.

Aga tak langsung menjawab, ia menyembunyikan senyumnya dengan menundukkan kepalanya. Namun hal itu sangatlah diketahui oleh Senja.

"Kok lo senyum sih?" Senja memberinya pertanyaan lagi.

Lihat selengkapnya