Senja meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku. Senja baru selesai mandi. Ia berjalan menuju meja rias di samping kasur dan duduk di sana. Memandangi wajahnya melalui pantulan di cermin. Tersenyum. Tertawa kecil. Menggelengkan kepala. Semua gerakan itu ia lakukan karna mengingat hari yang baru saja ia lewati bersama orang terkasih dalam hidupnya. Senja membuka gulungan handuk yang ada di kepalanya yang ia gunakan untuk membungkus rambutnya. Ia mengibas-ibaskan rambutnya, mengelap dengan handuk.
Aktifitasnya itu terhenti ketika Bian masuk ke kamarnya dan mendudukkan tubuhnya di atas kasur. Mendengus kasar.
"Lo kenapa?" Senja bertanya sambil memperhatikan gerak-gerik nya dari pantulan cermin.
"Bete banget gue" Bian menjawab singkat.
"Gue tau!! Pasti lo abis berantem sama Farhan, kan?" Senja menebak.
Bian menatap wajah Senja di balik pantulan cermin pula. Senja yang mengetahui itu langsung membalikkan badannya untuk bertatapan dengan Bian langsung.
"Iya, gue berantem lagi sama Farhan" wajah Bian terlihat lebih di tekuk dari sebelumnya.
Senja yang mendengar itu tersenyum puas. Bukan karna ia senang sahabatnya mendapat masalah, tapi ia senang karna tebakannya benar. Senja berjalan dan duduk di samping Bian.
"Terus gimana?" tanya Senja.
"Ya terus berantem lah" Bian semakin kesal karna pertanyaan Senja.
"Lo bantu cari solusinya dong!!" lanjut Bian.
"Lah, kok gue? Yang pacaran siapa? Lagian gue gak tau duduk perkara yang buat kalian berantem. Masalahnya apa emang?"
"Dia itu selingkuh, ja" kali ini mata Bian tampak berkaca-kaca.
"APA!!! Lo bego banget sih, Bi. Kalo dia selingkuh ya putusin aja"
"Lo kok malah ngomong gitu sih? Gak segampang itu dong, ja. Lo gak ngrasain sih, kagak pernah pacaran"
"Itu lo tau, terus kenapa minta bantuin gue?" Senja agak tersinggung dengan kalimat Bian. Tapi ia berusaha untuk tidak menunjukkannya. Ia membayangkan jika saja ia yang berada di posisi Bian. Membayangkan kalau Aga berselingkuh saat mereka pacaran. Senja menggeleng. Mengusir semua bayangan yang tak pernah ia inginkan.
"Lo ngapain geleng-geleng?" tanya Bian yang memperhatikan Senja.
"Em.. enggak kok, gak papa" Senja jadi salah tingkah dan malu.
"Yauda deh, gue mau ambil minum, haus" cepat-cepat Senja pergi sebelum ditanyai yang aneh-aneh oleh Bian.
***