Hujan masih mengguyur kota Semarang sejak pukul 17 tadi. Jalanan tampak lengang, orang-orang pasti akan lebih memilih untuk berdiam diri dirumah atau mungkin melakukan aktifitas dirumah. Salah satu dari mereka ada yang memilih untuk duduk di teras rumah dengan ditemani secangkir kopi. Ada juga yang berkumpul di ruang keluarga sekedar untuk membicarakan hari yang mereka lalui tadi. Ada pula yang terjebak hujan saat hendak pulang dari kantor atau sekolah hingga mereka memilih untuk berteduh di halte atau didepan toko. Dan ada juga yang memilih untuk mampir ke cafe, menikmati kopi sambil menunggu hujan reda.
Aku memperhatikan aktifitas mereka dari jendela apartemenku. Membayangkan jika aku yang terjebak hujan dan berteduh di halte, pasti aku akan kedinginan. Membayangkannya saja aku sudah menggigil. Tapi kenyataannya, kini aku berada di sebuah apartemen kecilku. Membalut tubuhku dengan sweater yang membuatku merasa hangat. Aku mengeratkan lipatan tanganku didepan dada untuk menambah kehangatan, hingga suara ketukan pintu terdengar dan aku pun bergegas membukanya. Ku lihat Bian, sahabatku yang baru pulang dari kuliah langsung masuk dan berjalan menuju kamarku. Aku menutup pintu kembali dan mengikutinya. Ku dapati Bian yang duduk di atas ranjang sambil sedikit mengibas-ibas kan rambutnya.
"Bian lo itu basah, jangan duduk di ranjang, dong" omel ku pada Bian
"Aduh, Senja lo gak liat apa gue itu lagi capek, pengen istirahat sebentar malah lo ngomel-ngomel" protesnya tak terima
"Ya tapi seenggaknya lo keringin dulu tuh badan lo"
Bian menghentikan aktifitasnya mengibas rambut. Ia menatapku tajam dengan mata yang hampir keluar dari kelopaknya.
"Bawel amat sih" kata Bian sebelum beranjak dari ranjang ku dan berjalan menuju kamar mandi.