Waktu berlalu, dan hubungan Malik dan Ester semakin kuat. Mereka menjadi satu tim yang tak terpisahkan di dalam dan di luar markas Sentinel of Truth. Meskipun ancaman dari organisasi rahasia Armed Rebellion yang mereka ungkapkan masih ada, mereka tidak membiarkan itu menghentikan perasaan mereka.
Suatu saat, di siang hari yang cerah, Malik dan Ester memutuskan untuk menghabiskan waktu bersama di luar markas. Mereka merasa bahwa mereka butuh istirahat sejenak dari pekerjaan mereka yang berat dan stres yang terus menerus.
Malik mengajak Ester untuk berkencan dan menghabiskan waktu bersama disaat mereka sedang tidak bekerja, mereka ingin menikmati momen indah sebagai sepasang kekasih.
Mereka pergi ke taman kota yang indah, berjalan-jalan di bawah sinar matahari. Malik memegang tangan Ester, dan mereka berbicara tentang mimpi dan harapan mereka.
"Malik," kata Ester dengan lembut, "apa yang kamu impikan untuk masa depan kita?"
Malik tersenyum, "Aku ingin kita bisa hidup dalam dunia yang bebas dari bahaya, di mana kita tidak perlu terus-menerus bersembunyi."
Ester mengangguk setuju, "Sama. Tapi aku juga ingin kita bisa menjalani kehidupan yang normal, seperti pasangan pada umumnya. Mungkin punya keluarga dan anak suatu saat."
Malik tersipu dengan perkataan Ester, "Ya, aku juga memimpikan yang seperti itu, membangun keluarga kecil bersama dan mempunyai anak "
Mereka berbicara tentang masa depan mereka yang cerah, tetapi tiba-tiba, sebuah telepon berdering dan mengganggu keintiman mereka. Malik mengambil teleponnya dan melihat pesan singkat dari Dr. Hartman.
"Ada masalah di markas," kata Dr. Hartman dalam pesan singkat itu.
Ester bertanya, "Itu pesan dari siapa? Kenapa wajahmu tampak kaget?".
"Ini pesan dari Dr. Hartman, dia mengatakan kalau di markas sedang ada masalah." Kata Malik.