Senyum Windy

Ramayoga
Chapter #19

Epilog

Empat tahun kemudian.

Kembali ke Spanyol di tahun 2014, saat aku sudah hampir menyelesaikan kuliahku, dan sedang mengerjakan proyek melukis sebuah tembok kafe di alun-alun Kota Madrid.

Saat sedang asyik melukis, seseorang menepuk bahuku. "Selamat sore." Ujarnya.

Aku tidak langsung menoleh karena kaget ada orang yang menyapaku dalam bahasa Indonesia, dan rasanya aku kenal suara itu. Begitu menoleh, aku melihat sosok itu, berdiri di belakangku.

"Eh?"

"Apa kabar?" Tanyanya sambil tersenyum manis.

"Kenapa kamu bisa di sini?" Aku malah balik bertanya.

Lihat selengkapnya