Bayangan mengambang dari seluruh lamunan. Mesra tidak mampu di dapat untuk sementara waktu. Lelah mencoba, kemudian sesal tidak berujung. Semakin erat mengenggam rasa yang tlah membisu. Wajah itu terlintas dari ujung mata, yang dulu pernah akan membawa cinta. Tentang perjalan yang entah seperti apa akan berakhir, tidurlah dengan tenang malam ini dan jangan lupa bangun lagi esok hari. Hanyut dalam perasaan itu semakin membuat tidak berdaya, berentilah sejenak karena kau berhak memiliki yang lebih pantas.
hujan , malam dan secangkir lamunan mengepul hangat dalam ingatan. Pras tersenyum malam itu, duduk bersila kaki di depan meja kaca zaman dahulu. Samangkuk mie instan Pras lahap tanpa ragu, menyisakan sedikit kuah tetap mengambang bersama bumbu nya. Pras hanya teringat disaat pagi hari dia ijin ke toilet untuk melihat perempuan itu tersenyum padanya.
"aku tadi tersenyum sama km tapi ko km gak bales senyum" Pras merengek pas jam istirahat "jam berapa ?" perempuan itu menjawab "tadi pagiii eh", hahaha tiba tiba perempuan itu tertawa "kelasnya yang deket kantin??" perempuan itu memastikan "iyaaa" Pras menjawab bingung-perempuan itu menahan tawa nya "Itu kembaran ku , kelas ku disana" seraya menunjuk kelas nya.
Malam semakin pekat, bersama itu sedikit kenangan tentang perempuan kembar itu seakan merekah membaur bersama dingin udara yang memeluk.
MAKNA TAK BERARTI
Sulit memahami, karna panah itu menamcap dalam hati. Jauh dalam benak nalar tak mampu menepi. Biarlah, sesekali mengobati diri. Karna kau tahu, sesal akan lebih berarti kemudian hari.
Tinta hitam itu kembali mewarnai kertas putih usang yang selalu tersimpan rapi disudut meja. Beberapa benda lain tersimpan sembarang, tas, topi dan beberapa mainan. Tidak cukup terang lampu menerangi kamar, lebih ke remang-remang dengan bohlam bulat warna merah senja. Disudut ruangan tergantung gitar pemberian kaka nya, walaupun Pras tidak mahir memainkannya.
Pikirannya menggantung, sepenuhnya memikirkan perempuan kembar itu. Larut malam tidak membuat nya beranjak dari tempat duduk nya, karena semakin malam akan semakin terasa bayangan itu semakin kuat mendorong nya untuk berkelakar menuliskan setiap bait syair dari sakitnya. Bayangan itu lantas pergi ke suatu ruang kelas diujung dekat kantin, yang di depan nya masih Pras ingat rumput dan bunga yang entah apa namanya. Pras hari itu duduk depan kelas.
"hey" Pras tau suara itu, Pras menoleh kepadanya seraya tersenyum "heyy, duduk" balas Pras "lagii ngapain" "ngelamun" Pras menjawab sekenanya "hehe ngelamunin apa" perempuan itu bertanya lagi "yang bikin seneng aja" Tatapan Pras lurus pada ujung kelopak bungan yang ada didepan nya.
Perempuan itu semakin mendekat dengan Pras dan menggenggam erat tangan Pras seraya menaruh kepala dipundak nya. "i love you amy" bisikan Pras. Hari itu berlalu tanpa kata yang lain, sebetulnya banyak yang ingin ditanyakan. Pras menahan semua pertanyaan sore itu sampai akhir nya Pras mengetahui jawaban nya tanpa bertanya kepadanya. Sebuah jawaban kepastian lebih penting dari sekedar ungkapan sayang.
TENTANG
aku hanya tahu, dulu pun tidak terlalu peduli. Sore itu ingin sekali aku memeluk mu tidak peduli semesta seperti apa melihat nya. Yang aku tahu tentang rasa akan selalu indah Akhirnya.
Pras terlelap dalam rangkaian skenario Tuhan.