Separuh Jiwa

Tazkia Irsyad
Chapter #6

Percaya atau Curiga?

Hari ini aku sedang kesal dengan dua temanku, Mia dan Gadis. 

Masa mereka tiba-tiba mengindikasikan kalau Kak Shira, pasangan jiwa yang kutunggu-tunggu selama 20 tahun ini, hanya main-main saja denganku?

Mudah bagi mereka mengatakan itu, mereka kan sudah punya satu sama lain. Selama ini aku selalu kesepian melihat bagaimana orang-orang di sekitarku menemukan belahan jiwa mereka, baik yang platonik ataupun romantis, sedangkan aku masih sendiri tanpa punya siapapun untuk bergantung. 

Aku tahu, kamu pasti mau bilang bahwa tanpa seorang belahan jiwa pun, aku masih punya kakak dan teman-temanku itu. Tapi kamu tidak paham maksudku, kamu tidak tahu seberapa dalam koneksi yang dimiliki para pasangan jiwa itu. Kamu enggak akan mengerti rasanya menjadi aku, yang bisa melihat benang-benang takdir berserakan di depan mata, mempertemukan setiap orang dengan separuh jiwanya yang lain. Seseorang yang ditakdirkan hanya untuk mereka, yang bisa memahami dan menyayangi mereka lebih dari siapapun. 

Kamu tidak akan tahu betapa pentingnya ikatan ini bagiku. Aku yang lahir tanpa cinta dan tumbuh mengais-ngais kasih sayang, bukankah menemukan pasangan jiwa adalah akhir yang bahagia untukku?

Maaf, kamu pasti bingung karena aku langsung mengomel tanpa menceritakan konteksnya terlebih dahulu. 

Jadi, tadi siang ketika kami bertemu di kampus, Mia dan Gadis tiba-tiba bilang ingin berbicara serius. Aku bingung kenapa mereka terlihat begitu gugup dan ragu-ragu berbicara. Ternyata, mereka mau membicarakan hubunganku dengan Kak Shira.

Mereka sudah tahu bahwa aku akhir-akhir ini memang sedang dekat dengan Kak Shira. Kami sering melewatkan waktu luang bersama, meski masih di daerah kampus. Kukira mereka akan mendukung hubunganku dengan Kak Shira, yang selalu bersikap baik setiap kali bertemu dengan Mia dan Gadis. Kukira itu cukup meyakinkan dua temanku bahwa Kak Shira bukanlah seseorang yang mencurigakan. 

Namun, tadi mereka tiba-tiba menginterogasi tentang Kak Shira. Mendadak mereka curiga dengan Kak Shira, bertanya-tanya bagaimana kami bisa bertemu dan menganggapnya aneh karena itu terlalu kebetulan. 

Lihat selengkapnya