Demi menghilangkan kecurigaanku terhadap Kak Shira, hari ini aku melakukan sesuatu yang cukup gila.
Kau masih ingat kan, kemarin Mia dan Gadis, dua temanku itu, mencurigai Kak Shira menyembunyikan sesuatu dariku dan mendekatiku demi tujuan tertentu. Perkataan mereka itu, meski membuatku marah, tetap saja menimbulkan kekhawatiran.
Karena itulah, tadi aku memutuskan untuk mengetes sendiri apakah Kak Shira benar-benar yakin mendekatiku atau hanya main-main saja.
Bagaimana caranya? Yah, aku … aku mengungkapkan hal yang tak pernah kuberitahu kepada siapapun selama ini. Yaitu kemampuanku untuk melihat benang takdir yang menghubungkan orang-orang dengan belahan jiwa mereka.
Jadi tadi siang, Kak Shira tiba-tiba mengajakku makan siang bersama di luar kampus. Katanya dia tahu tempat yang enak dan murah sehingga dia ingin membawaku ke sana.
Awalnya aku ragu karena perkataan Mia dan Gadis terngiang-ngiang terus di kepala, tetapi masih ada bagian besar dariku yang ingin percaya kepada Kak Shira. Jadi kuterima tawaran itu dan ikut diboncengnya ke tempat makan.
Rencana untuk memberitahukannya tentang rahasiaku ini sebenarnya sudah lama kupikirkan, tapi tetap saja aku sangat gugup ketika mau melakukannya. Aku sampai tak ingat seperti apa rasa makan siangku tadi karena terlalu gelisah. Perbincangan dengan Kak Shira pun berubah singkat-singkat saja. Aku tak sanggup banyak berbicara sebelum beban rahasia itu terangkat.
Seperti biasa, Kak Shira menyadari perubahan sikapku. Ia terlihat begitu khawatir ketika menanyakan keadaanku, takut aku tiba-tiba sakit atau apa. Tak bisa kuabaikan jantungku yang berdegup kencang setelah melihatnya begitu perhatian kepadaku.
Lalu, setelah menarik dan membuang napas supaya tenang, aku bilang ingin bicara serius. Kak Shira mengangkat alisnya, mungkin kaget dan bingung dengan keseriusan mendadak ini.
"Kak, sebenarnya selama ini aku punya rahasia. Aku bisa … aku punya … kemampuan unik, atau aneh, yang pasti bakal terdengar tak logis." Aku ingat bahkan menelan ludah pun terasa sulit.
"Kemampuan apa? Mengucapkan nama 13 anggota Twoteen dalam 5 detik? Itu sudah bukan rahasia lagi, kok." Kak Shira malah bercanda dan tertawa sendiri. Aku memang pernah membanggakan diri bisa melakukan fanchant[1] super sulit dari grup idol favoritku, tapi itu bukan saatnya bergurau!